UNGARAN – Tanah longsor yang terjadi di jalur alternatif penghubung antara Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur dengan Desa Mranggen, Kabupaten Demak semakin meluas. Hal itu diakibatkan tanah di sekitar lokasi longsor semakin tergerus air memasuki musim penghujan seperti saat ini.
Informasi yang didapat dari Kepala Desa Kalongan Yarmuji, luas longsoran bertambah hingga mencapai 16 hektare. Bahkan retakan tanah mulai mendekati area permukiman warga.
“Kami menyarankan kepada warga yang rumahnya dekat lokasi longsor untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ungkapnya saat ditemui di Ungaran, Senin (24/10/2022).
Dijelaskan Yarmuji, sebagai langkah tanggap darurat bencana pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada warga khususnya yang tinggal di zona rawan sejauh 100 hingga 130 meter dari lokasi longsor.
“Terutama saat hujan deras, agar selalu meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan diri jika sewaktu-waktu terjadi longsor susulan,” ujarnya.
Sebagai langkah pengamanan, pihaknya telah melakukan penutupan lokasi longsor secara permanen menggunakan palang besi, mengingat risiko tinggi dan bisa mengakibatkan kecelakaan. Meski demikian diakuinya, masih terdapat sejumlah warga yang melintas bahkan menanam di kebun yang terdampak longsor.
“Sebenarnya kami sudah melarang, tapi warga inisiatif sendiri nekat menanam singkong. Kami terus mengimbau warga untuk menghindari lokasi longsor karena risiko tinggi,” paparnya.
Sampai saat ini, pergerakan tanah di lokasi longsor itu masih terus terjadi meski dengan skala kecil. Hasil kajian geologi menyimpulkan jika longsor yang terjadi dalam kategori ‘very deep’ karena memiliki kedalaman sekitar 50 meter dengan panjang 200 meter.
“Jadi batuan dalam struktur tanahnya adalah batuan rapuh, sehingga rawan ambles dan puncaknya pada Februari 2022 lalu,” sambungnya.
Sementara Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang sempat meninjau lokasi longsor beberapa waktu, mengingatkan masyarakat agar tidak nekat melintasi jalan amblas yang sudah ditutup. Ia meminta masyarakat bisa mengakses jalan alternatif yang telah disiapkan Pemkab Semarang.
“Sudah disiapkan jalur alternatifnya. Dari pemkab sudah disiapkan dari APBD Perubahan mudah-mudahan tahun ini bisa dikebut,” bebernya. (win)