SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membeberkan rahasia di balik cuaca di wilayah pantura tidak seekstrem beberapa hari belakang. Ganjar mengungkapkan, BMKG melakukan rekayasa cuaca sebanyak tujuh kali pada Minggu (1/1/2023) ini. Hal itu disampaikan Ganjar usai meninjau Stasiun Tawang. Cuaca ekstrem yang sebelumnya sempat diprediksi terjadi hingga Rabu (3/1/2023), hari ini tampak lebih baik.
“Stasiun Tawang ini adalah stasiun yang saya datangi tiga kali dalam beberapa jam ini,” ucap Ganjar.
Bukan tanpa alasan, Ganjar mengatakan itu bagian dari hasil koordinasi yang dilakukannya dengan BMKG. Ganjar datang untuk mengukur situasi banjir setelah dilakukan rekayasa cuaca.
“Tadi baru saja saya komunikasi dengan Bu Dwikorita dari BMKG. Hari ini dilakukan rekayasa cuaca tujuh kali. Alhamdulillah hasilnya ternyata bagus, sekarang kita melihat kondisi sudah kering,” lanjut Ganjar.
Penanganan banjir yang terjadi akibat cuaca ekstrem sebenarnya sudah disiapkan. Hanya butuh kerja ekstra dan kelengkapan serta maksimalnya sarana prasarana penunjang.
“Maka kenapa kemarin saya komunikasi langsung dengan BMKG agar ada rekayasa, jadi tidak di hilirnya, tapi di hulunya, yaitu hujan. Itu dibuat diturunkan semuanya ke laut, nah itu dilakukan tujuh kali, jadi itu tindakannya,” ucapnya.
Termasuk saat banjir kemarin, kata Ganjar, sebenarnya juga sudah tertangani. Namun menjadi tidak terkendali karena cuacanya ekstrem. Sehingga upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan rekayasa cuaca.
“Rekayasa cuaca di hulu dan membereskan proses sistem air yang ada di sekitar. Kalau Semarang itu Semarang Raya, sampai kemudian membereskan soal rob di Semarang Utara. Kalau itu semua selesai ya insya Allah akan lebih terkendali, butuh biaya mahal, butuh waktu butuh kesabaran, dan butuh penjelasann kepada masyarakat,” jelas Ganjar.