Semarang – Lebih dari 300 peserta dengan antusias memeriahkan Festival Pangan Pendamping Beras yang bertajuk “Promosi Pangan Lokal Enak dan Bergizi” atau dikenal sebagai Pisang Legi. Acara Cooking Vaganza dan Pisang Legi ini digelar di Bundaran Simpang Lima Semarang, bersamaan dengan kegiatan Car Free Day (CFD) pada hari Minggu, 12 November 2023.
Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wali Kota Semarang, menyatakan bahwa festival ini merupakan inisiatif untuk mengajak dan membangkitkan semangat masyarakat agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras. Dengan melibatkan lebih dari 300 peserta, festival ini berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat dan mendukung promosi pangan lokal yang tidak hanya enak tetapi juga bergizi.
“Kegiatan ini adalah upaya terus menerus menggelorakan, memberikan semangat, dan mengajak masyarakat, bahwa kenyang ini gak harus pakai nasi beras. Ada pilihan alternatif makanan lain sebagai pengganti karbohidrat nasi,” kata Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Dengan program Pisang Legi ini juga, masyarakat didorong untuk memanfaatkan pangan lokal pendamping beras sebagai makanan enak dan bergizi dalam menu sehari-hari.
“Ini festival pendamping beras kedua, setelah Oktober lalu dengan 114 stand. Kini berkembang jadi lebih dari 300 stand yang terdiri dari rumah sakit, puskesmas, sekolah, hotel, bahkan jajaran OPD Pemkot Semarang,” sebutnya.
Tak hanya itu, dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga memberikan support dalam festival pendamping beras ‘Pisang Legi’ kali ini.
“Alhamdulillah hari ini dari Bapanas memberikan support. Bapanas membagikan ratusan pisang, minuman olahan yang semuanya merupakan pangan lokal,” ujarnya.
Kegiatan festival pangan pendamping beras Pisang Legi merupakan kampanye mengenai pentingnya pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).
Dalam Festival Pisang Legi, beraneka ragam makanan dan kudapan berbahan baku non beras dan non terigu tersaji.
Pemkot Semarang menggandeng lebih banyak peserta, mulai dari OPD, organisasi wanita, PHRI, PPJI camat se-Kota Semarang, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta instansi yang bergerak di sektor kesehatan.
Masing-masing peserta stand membuat minimal 50 porsi untuk kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat di area Car Free Day (CFD) Simpanglima Semarang.
Sementara itu, Sekretaris Utama Badan Pangan Indonesia, Sarwo Edhy mengatakan, Bapanas mendukung kegiatan ‘Pisang Legi’ yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang ini.
“Konsepnya sudah jelas di sini, di mana kita memasak dari sumber pangan lokal, non beras dan non terigu. Apalagi Ibu Wali Kota Semarang juga mendemonstrasikan masakan pendamping beras yakni opor singkong yang bergizi namun mudah dibuat,” kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy mengaku kagum dengan kreativitas Wali Kota Semarang yang mengkampanyekan makanan pendamping beras dengan sangat apik.
“Saya baru tahu, bahwa ternyata ibu Wali Kota orangnya kreatif dan inovatif,” sebutnya.
Dirinya mengimbau masyarakat untuk mengurangi nasi dan mengonsumsi pangan alternatif dari sumber pangan lokal yang bersumber dari karbohidrat lain.
“Indonesia merupakan negara makmur, di mana negara ini mempunyai 77 komoditas karbohidat yang bisa kita jadikan pangan alternatif pengganti nasi atau beras,” jelasnya.
Senada, Deputi Bidang III Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Andriko Noto Susanto mengatakan, konsumsi pangan berbasis non beras ini merupakan program nasional menuju mandiri pangan dan daulat pangan.
“Bu Wali Kota ini hebat, jadi konsepnya bagus, kegiatannya bagus implementasinya juga bagus. Hari ini kita melihat di Simpang lima full manusia dari ujung ke ujung dan ini bukti bahwa pangan lokal kita bisa menjadi kekuatan besar untuk menunjang kedaulatan pangan,” terangnya.