RASIKAFM.COM | SALATIGA – Keduanya adalah Bonar Novi Priatmoko dan Sarmin. Keduanya merupakan caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Daerah Pemilihan (Dapil) Sidorejo, Kota Salatiga dengan suara terbanyak yang menjadi korban sistem Komandante, Bonar Novi Priatmoko dan Sarmin, menagih haknya untuk diangkat sebagai anggota DPRD Kota Salatiga. Tuntutan itu disuarakan Bonar dan Sarmin setelah keluarnya keputusan dari DPP PDIP yang ditandatangani Ketua Komarudin Watubun dan Sekretaris Hasto Kristiyanto.
Surat tertanggal 20 Agustus 2024 itu menyatakan penetapan calon terpilih anggota DPRD kabupaten/kota berdasarkan suara terbanyak yang tercantum pada surat suara di daerah pemilihan.
Dalam Pileg 2024, Bonar Novi Priatmoko mendapat 1.989 suara, Sarmin 1.440 suara, Alexander Joko Sulistyo Budi Yuwono 1.426 suara, Dian Purnamasari 1.403 suara, Laurens Adrian 1.313 suara. Namun karena terganjal aturan Komandante, posisi Bonar dan Sarmin pun digantikan Alexander dan Laurens.
Bonar menyebut setelah adanya surat keputusan dari DPP itu, DPC PDIP Kota Salatiga harus menaati surat tersebut. Pihaknya juga menegaskan aksi yang dilakukan itu bukanlah pembangkangan.
“Kami berdua, tetap tegak lurus dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, karena itu kami juga akan mentaati surat yang dikeluarkan. Kalau DPC tidak menjalankan surat tersebut, maka mereka yang melakukan pembangkangan,” ungkapnya kepada wartawan di RM Mina Kencana, Kamis (22/8/2024).
Bonar mengungkapkan, dirinya dan Sarmin telah berkomunikasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait adanya surat tersebut. “Surat terbaru tersebut berasal dari DPP PDI Perjuangan ke KPU RI, yang kemudian ditindaklanjuti. Karena itu, kami meminta agar dilantik menjadi anggota DPRD Kota Salatiga karena kami adalah peraih suara terbanyak di Dapil Sidorejo,” katanya.
Menurut Bonar, dengan adanya surat terbaru dari DPP PDIP tersebut menggugurkan surat-surat terdahulu. “Surat ini kan produk hukum, sehingga ini harus dihormati. Termasuk surat pengunduran diri yang dibuat sewaktu sistem Komandante,” tegasnya.
Sementara Sarmin mengungkapkan dirinya adalah kader PDIP yang tunduk dan patuh pada Ketua Umum Megawati Soekarnoputi. “Saat ada yang bilang kalau kami neko-neko akan dipecat, saya tidak menanggapi. Itu karena saya adalah kader yang patuh, karena itu saya berharap semua menjalankan perintah DPP. Ini sesuai dengan surat terbaru,” ungkapnya.
Terpisah, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Salatiga, Dance Ishak Palit, saat dikonfirmasi mengenai surat terbaru DPP PDI Perjuangan tersebut, belum memberikan respons.