RASIKAFM.COM | SALATIGA - Budidaya tanaman durian cukup menjanjikan untuk kalangan pekebun. Harga jualnya yang tinggi membuat banyak orang yang tertarik membudidayakan tanaman ini.
Salah satunya yang dilakukan Mulyadi warga Dusun Dukuhsari, Desa Muncar, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Ia sudah dua tahun terakhir ini beralih budidaya durian.
“Dulunya saya tanam pohon sengon. Kan nunggunya itu 4-5 tahun. Habis itu ditebang habis. Kalau durian ini kan 3 tahun habis itu bisa panen terus,” ungkapnya kamis (23/2/2023).
Menurutnya budidaya durian ongkos paling banyak diawal adalah pupuk. Bisa menghabiskan minimal Rp 2 juta per pohon dari bibit sampai berbuah.
Namun Mulyadi berinovasi dengan menggunakan pupuk dari bekas air lele yang ada di kebun durian miliknya.
“Kalau pupuk saya enggak. Yang jelas saya pupuknya dari air lele itu langsung saya untuk siram pakai otomatis,” ungkapnya.
Ia membeberkan dibandingkan pupuk yang lain, air bekas dari kolam lele itu lebih bagus. Kebunnya juga dilengkapi dengan pipa yang mengalirkan air secara otomatis untuk menyiram tanaman durian.
“Ini dua tahun saja sudah ada yang buah mas. Padahal tanaman di warga lain yang bereng punya saya belum pada berbuah dan pohonnya juga lebih kecil,” kata pemilik Pajero Sport Putih ber plat nomor H 805 MUL ini.
Selain untuk pupuk pohon durian, kolam ikan lele dengan luas sekitar 60 mater persegi itu juga dimanfaatkan Mulyadi untuk tanaman lain. Seperti kacang tanah, jahe, dan lain-lain.
“Pakai air dari lele ini hasilnya bagus. Tanaman lebih cepat besar dan buahnya juga banyak. Terus tidak mengeluarkan uang untuk pupuk,” tambah pemilik warung sate pak MUL Muncar ini.
Mulyadi mengaku pernah panen jahe seberat satu ton dengan lahan 1.200 meter persegi. Hanya dengan mengandal pupuk dari bekas air lele.