RASIKAFM.COM | SALATIGA - Ada cara unik dari siswa SMP Negeri 2 Salatiga untuk mencegah perilaku perundungan di lingkungan sekolah. Yaitu dengan membuat permainan monopoli yang bertujuan untuk mencegah aksi bullying.
Permainan buatan siswa Letticia Vasna Joshita dan lima temannya itu menggunakan karakter kucing bernama Komo. Peserta yang main akan ada tantangan dan pernyataan untuk berbuat baik kepada teman.
Letticia mengaku tujuan membuat monopoli ini untuk menggerakkan aksi kebaikan melalui permainan yang sederhana. Permainan ini juga akan mencegah adanya bullying.
“Masih ada aksi bullying sedikit di sekolah. Seperti bullying fisik gitu. Makanya saya dan teman-teman membuat monopoli ini,” kata Letticia Kamis (25/5/2023).
Dikatakan cara bermainnya seperti permainan monopoli pada umumnya, namun pernyataan dan kartu tantangan diubah dengan hal-hal berbuat baik. Seperti mematuhi peraturan dan tidak melakukan perundungan.
“Kedepannya kita juga akan membuat produk lagi bentuk permainan lain,” kata siswa kelas VII ini.
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Salatiga, Mudjiati menyebut kreatifitas dari siswa ini merupakan penerapan penguatan profil pelajar Pancasila. Tidak hanya berbentuk permainan monopoli, ada juga website untuk mencegah adanya aksi bullying.
“Hebatnya ada juga kreasi membuat web anti bullying, aplikasi anti bullying, dan game-game anti bullying,” ungkap Mudjiati.
Diakuinya pihaknya akan memperbanyak permainan yang telah dibuat oleh siswa. Sehingga bisa dimainkan di kelas-kelas.
Dikatakan faktor yang menjadi penyebab bullying adalah kekurangan baik dari fisik atau intelektual dari siswa. Sehingga hal itu membuat siswa tersebut di-bully.
Pihaknya juga menegaskan dengan aksi-aksi kreatif seperti ini harapannya aksi bullying tidak terjadi di lingkungan sekolah. Selain itu menggunakan metode yang unik dan melibatkan siswa secara langsung, bisa lebih mudah menumbuhkan kesadaran siswa tidak melakukan aksi bullying.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Salatiga, Nunuk Dartini, mengakui jika aksi bully memang masih terjadi di sekolahan kota Salatiga namun jumlahnya sangat kecil “sampai saat ini korban bullying masih ada tapi jumlahnya tidak sampai 2 persen” kata Nunuk saat diacara HUT ke 63 SMPN 2 Salatiga, kamis pagi.