RASIKAFM.COM | UNGARAN – Memasuki hari ketiga pencarian survivor bernama Suwardi (60) warga Dusun Ngaglik, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang yang hilang di hutan pinus Ngipik pada Sabtu (7/10/2023) belum membuahkan hasil.
Area pencarian pun turut diperluas hingga radius 3 kilometer untuk menelusuri keberadaan survivor. Tak hanya itu, warga lokal yang memahami medan dan seluk beluk hutan turut dikerahkan.
Kabar Terkait :
Salah satunya adalah Kabul Setiawan (44). Bersama tim SAR gabungan dan relawan yang lain, ia rela menyusuri selangkah demi selangkah area hutan untuk mencari keberadaan survivor. Bahkan ia rela menuruni jurang sedalam 30 meter dengan mengandalkan akar pohon sebagai pegangan.
“Sebenarnya ada tali, tapi panjangnya nggak cukup. Jadi saya gelantungan di akar pohon buat turun ke bawah (jurang),” kata Kabul saat ditemui di titik kumpul pencarian, Selasa (10/10/2023).
Selama proses pencarian itu, kata Kabul, ia sempat melihat sesuatu yang dikerumuni lalat. Awalnya ia mengira itu bagian tubuh seseorang, tetapi setelah diperiksa ternyata kotoran hewan. Kemudian ia juga menemukan sandal berwarna hijau, namun ternyata setelah dikonfirmasi itu milik salah seorang relawan.
“Saya sempat naik ke atas pohon yang paling tinggi biar pandangan lebih luas, tapi hasilnya nihil. Di bawah pohon besar, di sumber air juga nggak ketemu,” jelasnya.
Sementara Komandan Tim Basarnas Semarang Nur Musthova menjelaskan sebanyak 4 tim Search and Rescue Unit (SRU) dikerahkan untuk mencari keberadaan survivor. SRU 1 bertugas menyisir di sekitar area perbatasan hutan pinus sejauh 100 meter ke arah kiri atau menuju jurang Sipengging.
Kemudian SRU 2 bergerak ke arah kanan masuk ke kawasan kebun kopi. SRU 3 masuk ke area makam Nyi Soka dan SRU 4 menyisir ke arah barat atau ke area Sibrojol.
“Tim juga kami bekali dengan alat vertikal, jadi jika sewaktu-waktu menemukan survivor di jurang maka bisa segera dievakuasi,” ujarnya.
Kendala yang dihadapi, imbuh Musthova, adalah pada jaringan komunikasi. Kawasan pencarian merupakan area perbukitan sehingga mengakibatkan komunikasi posko pencarian timbul tenggelam. Kemudian beberapa wilayah lereng Gunung Ungaran belum tercatat dalam peta, melainkan penamaannya dilakukan oleh warga lokal.
“Sehingga kami libatkan warga lokal yang paham karakteristik lereng Gunung Ungaran untuk mempermudah pencarian,” urainya.
Hingga berita ini diturunkan, keberadaan survivor belum diketahui. Operasi pencarian ini akan terus dilakukan sesuai SOP yakni hingga hari ketujuh, atau hingga keluarga menghendaki penghentian operasi pencarian. (win)