RASIKAFM.COM | BERGAS – Kehadiran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih harus bersinergi dengan koperasi yang telah berdiri/ konvensional. Hal itu untuk lebih mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan warga. Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menegaskan hal itu saat Peringatan Hari Koperasi ke-78 di aula Agro Wisata PT Sidomuncul , Bergas , Rabu (16/7/2025) sore.
”Semoga koperasi di Kabupaten Semarang semakin berkembang dan lebih memberi kemakmuran untuk anggota dan warga,” harap Bupati Ngesti Nugraha yang menyerahkan potongan tumpeng kepada Ketua Dekopinda Kabupaten Semarang, Samsul Ridwan, kemarin.
Kepala Diskumperindag Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengatakan saat ini sudah terbentuk 235 Koperasi Desa/ Kelurahan Merah Putih dan telah berbadan hukum. Selain itu, ada 220 koperasi konvenssioanl yang masih aktif. Dari jumlah tersebut, hanya 115 yang aktif melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT) sebagai pertanggungjawaban kinerja pengurus.
Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Semarang, Samsul Ridwan menjelaskan, rangkaian peringatan Hari Koperasi tersebut diisi dengan penguatan koperasi yang sudah ada, dan menyambut koperasi Merah Putih.
”Sarasehan dan seminar yang diikuti 300-an koperasi lama dan Merah Putih ini baru pemanasan. Kami ingin menyatukan koperasi konvensional dengan koperasi Merah Putih, agar tak ada persaingan,” tuturnya.
Menurut Samsul, kegiatan menyambut Koperasi Merah Putih akan dilaksanakan pada Minggu 10 Agustus 2025 di Lapangan Wujil, yang akan diikuti sekitar 2.000 orang. ”Acaranya lebih banyak fun, menyanyi, dan pembagian doorprize untuk lebih mengakrabkan koperasi,” jelasnya.
Samsul berharap, koperasi tak hanya andalkan usaha simpan pinjam. Harus ada koperasi yang dibanggakan yang belum ditemukan di Kabupaten Semarang. ”Harus ada koperasi yang besar seperti di daerah lain yang mengelola sector jasa, transportasi, dan sebagainya. KSP sangat rawan. Sebagian besar masalah koperasi identik dengan KSP yang bermasalah.
Dalam seminar tersebut juga dihadiri politisi senior Rahmat Shah, akademisi Prof Walid, pendiri KSP Arta Prima HM Nurzubaedi, ketua panitia Bambang Supartoko, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Semarang Suyadi, serta tamu undangan lainnya.
Prof Walid mengatakan, banyak pelanggaran KSP dan nasabah tergiur dengan bunga tinggi. ”Misal diiming-imingi bunga 10 persen. Jika menyimpan Rp 1 miliar dapat Rp 100 juta per bulan. Bulan pertama, kedua, dan ketiga dikasih. Begitu bulan keempat pihak KSP kabur,” ungkapnya.