RASIKAFM.COM | UNGARAN - Tahun Ajaran (TA) 2023/2024 telah dimulai. Fenomena kekurangan siswa pada sejumlah Sekolah Dasar (SD) negeri jamak dijumpai di berbagai daerah. Seperti yang terjadi di Kabupaten Semarang, sekitar 30 persen dari seluruh SD negeri yang ada diketahui tidak memenuhi kuota jumlah siswa pada TA baru kali ini.
Disampaikan oleh Kasi Kurikulum Kesiswaan SD Disdikbudpora Kabupaten Semarang Mohammad Aslam, dari total 451 SD negeri yang ada 218 diantaranya kekurangan jumlah siswa. Menurutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Yang pertama adalah tingkat spiritualitas para orang tua siswa yang semakin tinggi.
“Fenomena ini cukup mengejutkan. Ternyata banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di fasilitas pendidikan berbasis keagamaan. Jadi tidak hanya prestasi akademik yang dikejar, tapi juga sisi spiritualitasnya,” ujarnya usai meninjau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) TA 2023/2024 di SD Negeri Keji, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Selasa (18/7/2023).
Faktor yang kedua, lanjutnya, adalah tingkat pertumbuhan fasilitas pendidikan yang cukup pesat. Dia mencontohkan, dalam satu desa/kelurahan bisa terdapat lebih dari 3 sekolah. Ini menjadikan para orang tua siswa memiliki banyak pilihan untuk menyekolahkan anaknya.
“Tetapi hal itu juga menjadi refleksi bagi SD negeri bagaimana para guru bisa berinovasi membuat program unggulan untuk menarik minat siswa,” ungkapnya.
Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh SD negeri untuk ‘mengimbangi’, kata Aslam, adalah dengan melakukan budaya sekolah berupa pembiasaan, baik pada kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Misalnya sebelum jam pelajaran dimulai, para siswa membaca asmaul husna, hafalan surat pendek alquran dan salat duha berjamaah.
“Ada juga guru Pendidikan Agama Islam yang mengajarkan doa menjenguk orang sakit dan tata cara salat jenazah. Jadi ketika ada masyarakat yang tertimpa musibah, para siswa diajak untuk menjenguk dan mendoakan. Ternyata selain bisa membangun karakter anak, dampak pengiringnya masyarakat jadi paham apa yang diajarkan di sekolah selain mata pelajaran tentunya,” paparnya.
Ketua Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Ungaran Barat Kusmanto menerangkan, terkait kekurangan siswa itu tidak terlalu berpengaruh terhadap pelaksanaan kurikulum. Menurutnya kurikulum merdeka yang saat ini diterapkan tetap akan berjalan.
“Justru harusnya dengan jumlah siswa yang sedikit, maka guru memiliki waktu pendampingan yang lebih banyak. Sehingga implementasi kurikulum merdeka bisa lebih maksimal,” bebernya.
Sedangkan terkait upaya agar SD negeri kembali bisa diminati, imbuhnya, sekolah harus bisa membaca apa keinginan masyarakat. Dengan demikian, maka sekolah bisa membuat program unggulan yang sesuai.
“Pada akhirnya, program yang berhasil adalah yang berdampak secara langsung bagi masyarakat di sekitar lingkungan sekolahnya,” ujarnya.
Sementara Kepala SD Negeri Keji, Slamet menuturkan pada TA 2023/2024 ini pihaknya mendapatkan 9 siswa baru. Jumlah itu terdiri dari 8 siswa yang berasal dari lulusan TK setempat dan 1 siswa pindahan dari Kota Semarang.
“Kami cukup menyadari, Desa Keji wilayahnya kecil, hanya ada 3 RW. Itupun 1 RW lebih memilih sekolah di wilayah Desa Lerep karena lebih dekat jaraknya,” jelasnya.
Saat ini ia berkonsentrasi bagaimana membangun kepercayaan masyarakat sekitar agar mau menyekolahkan anaknya di sekolah yang diampunya.
“Kebetulan masyarakat sini memang religius. Maka kami mencoba membuat program pembiasaan membaca asmaul husna dan ayat pendek alquran sebelum jam pelajaran, hingga salat duha dan zuhur berjamaah,” tandasnya. (win)