SUKOHARJO – Munculnya varian-varian baru Covid-19 harus diwaspadai oleh masyarakat meskipun varian terbaru yang muncul tidak seganas varian sebelumnya. Di tengah kewaspadaan itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar vaksin booster digenjot lagi demi memberikan perlindungan kepada masyarakat.
“Sekarang kita genjot lagi booster-nya karena ada varian baru yang insyaallah tidak seganas varian sebelumnya. Tapi kita tidak boleh lengah. Maka kami dengan Dinkes dibantu oleh TNI-Polri, kita bekerja sama, dan sekarang kita di Sukoharjo dari Puskesmas, dari Kabupaten semuanya bergerak agar teman-teman dan saudara kita semua bisa di-booster,” kata Ganjar usai meninjau vaksinasi booster untuk karyawan PT Batik Arjuna Cemerlang, Sukoharjo, Kamis (30/6/2022).
Cakupan vaksinasi booster di Jawa Tengah saat ini mencapai 23,75 persen. Lima daerah dengan cakupan tertinggi antara lain Kota Surakarta 57,42 persen, Kota Semarang 50,14 persen, Kota Magelang 45,42 persen. Sementara daerah dengan cakupan terendah adalah Kabupaten Tegal 12,78 persen, Kabupaten Magelang 13,82 persen, dan Kabupaten Pemalang 14,88 persen.
“Total di Jawa Tengah 23,75 persen, wilayah Sukoharjo sendiri sudah 29,75 persen,” kata Ganjar didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar.
Target tersebut menurut Ganjar masih terlalu rendah untuk Jawa Tengah. Oleh karena itu ia meminta Dinas Kesehatan untuk genjot lagi dan dikomunikasikan dengan kabupaten/kota agar vaksinasi booster bisa kita tingkatkan.
“Menurut saya masih terlalu rendah maka sekarang kenapa kita genjot lagi. Kemarin sudah diingatkan gitu oleh pemerintah pusat agar kita segera menyuntikkan vaksin booster. Sehingga nanti ya kegiatannya akan berjalan dengan normal,” katanya.
Ganjar mengatakan jika vaksin booster tersebut terus berjalan baik, harapannya warga menjadi lebih kuat sehingga varian apa pun bisa ditangkal. Meski demikian ia mengingatkan agar masyarakat tidak lepas kontrol, khususnya bagi diri sendiri.
“Tapi itu tidak bisa dilepas juga dari cara kita mengontrol diri. Umpama ada keramaian, ia pakai masker. Umpama yang lain juga, virus itu terkait daya tahan tubuh maka hidup sehat, hidup bersih sehat, olahraga, dan makan bergizi yang tidak harus mahal. Dengan cara itu insya allah bisa,” jelasnya.
Menurut Ganjar, pola hidup sehat saat ini sudah cukup baik dan menjadi kebiasaan selama pandemi. Hal itu juga harus dijaga dengan baik dan jangan sampai lengah.
“Sekarang tradisi mencuci tangan itu menjadi kebiasaan. Orang pakai hand sanitizer, cuci tangan pakai sabun, kebiasaan itu kalau terus saja dilakukan akan membantu. Contohnya itu di depan pintu masuk ada tempat cuci tangan,” ungkapnya.