RASIKAFM. COM | UNGARAN — Suasana sakral dan semarak menyatu dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Sri Kukus Redjo Gunung Kalong (Vihara Gunung Kalong), Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Sabtu (12/7/2025) malam. Ratusan umat dari berbagai unsur ajaran Tri Dharma (Khonghucu, Buddha, dan Tao) memadati area vihara untuk mengikuti doa bersama dan perayaan Laa Gwee Cap Kouw, yaitu hari penyempurnaan Dewi Kwan Im (Makco Kwan Se Im Po Sat).
Perayaan besar ini merupakan bagian dari tradisi tahunan yang selalu dinanti oleh umat Tri Dharma. Selain memperingati hari jadi tempat ibadah yang sudah berdiri selama enam dekade, kegiatan ini juga menjadi momentum spiritual dan budaya untuk memperkuat rasa persaudaraan lintas kelenteng di seluruh Indonesia.
Ketua Yayasan TITD Sri Kukus Redjo Gunung Kalong, Tjoa Lie Lie, mengungkapkan perayaan dimulai sejak pagi hari dengan agenda reuni kimshin. Dalam tradisi ini, berbagai kelenteng dari berbagai daerah di Nusantara mengirimkan patung-patung suci atau rumpang untuk mendapatkan pemberkatan secara khusus di vihara Gunung Kalong.
“Dari Vihara Gunung Kalong sendiri ada sekitar 110 rumpang. Tapi total semua yang datang dari kelenteng-kelenteng lain ada lebih dari 300 rumpang. Masing-masing kelenteng bisa membawa dua sampai tiga rumpang,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya bermakna spiritual, tetapi juga menjadi jembatan silaturahmi antarkelenteng dan antarumat.
“Ini agenda rutin yang terus kami jaga setiap tahun. Selain untuk memperkuat batin umat, ini juga ajang mempererat hubungan sesama pengurus kelenteng se-Nusantara,” imbuhnya.
Malam harinya, dilaksanakan doa bersama yang menggabungkan tradisi dari tiga ajaran besar dalam Tri Dharma. Umat tampak khusyuk mengikuti setiap tahapan doa, dengan harapan memohon keselamatan, kesehatan, dan kedamaian.
“Doa kita tidak hanya untuk umat yang hadir di sini, tapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia. Kita berdoa agar bangsa ini tetap damai, toleran, dan rukun dalam keberagaman,” harapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pesan utama dalam perayaan ini adalah hidup dalam harmoni. “Semoga damai tidak hanya hadir di lingkungan umat Tri Dharma saja, tapi juga bisa meluas untuk seluruh umat beragama. Karena perbedaan bukan untuk dipertentangkan, tapi dijaga dalam semangat kebersamaan,” tandasnya. (win)