RASIKAFM.COM | SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Provinsi Jawa Tengah pada Juni 2025 sebesar 0,24 persen (month-to-month/m-to-m). Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang tercatat sebesar 0,19 persen.
Tingkat inflasi year to date (y-to-d) mencapai 1,31 persen, sedangkan secara year on year (y-on-y) tercatat 2,20 persen. Tekanan inflasi masih didominasi oleh komoditas pangan, namun kontribusinya terus menurun.
Cilacap Paling Tinggi, Tegal Paling Rendah
Secara spasial, inflasi tertinggi di Jawa Tengah terjadi di Kabupaten Rembang dengan angka mencolok sebesar 2,67 persen.
Dari 9 kota yang menjadi sampel BPS, Kota Cilacap mencatatkan inflasi m-to-m tertinggi. Sebaliknya, Kota Tegal menjadi kota dengan inflasi paling rendah. Kota Semarang kembali berada di posisi tengah, menempati urutan ke-4 atau ke-5.
Beras, Cabai Rawit, dan Bawang Merah Jadi Penyumbang Inflasi
Komoditas yang dominan menyumbang inflasi Juni 2025 antara lain: Beras,Cabai rawit,Bawang merah,Daging ayam ras,Telur ayam ras
Sementara itu, sejumlah komoditas justru menyumbang deflasi seperti tarif kereta api, bawang putih, BBM, cabai merah, dan minyak goreng.
Lumpang Semar dan BUMP Bantu Redam Harga Pangan
Salah satu faktor kunci pengendalian inflasi di Jawa Tengah adalah keberhasilan program Lumpang Semar – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dibentuk di Kota Semarang dan kini direplikasi di 13 daerah lainnya. Program ini bersinergi dengan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) untuk menstabilkan distribusi dan harga pangan di tingkat konsumen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menyatakan bahwa upaya bersama antara pemerintah daerah, BI, dan pelaku usaha lokal memberikan dampak nyata.
“Melalui program Lumpang Semar dan penguatan BUMP, kita tidak hanya mengintervensi harga, tapi juga memperkuat rantai pasok dan posisi tawar petani,” ujar Rahmat di sela kegiatan media briefing di Semarang, Senin (14/7)..
“Ini bukti bahwa sinergi pusat dan daerah mampu menjaga stabilitas ekonomi masyarakat,” tambahnya.
Jateng Nomor Empat di Pulau Jawa
Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, DIY Yogyakarta mencatat inflasi tertinggi, diikuti DKI Jakarta. Jawa Tengah berada di posisi keempat, sedangkan Banten menjadi provinsi dengan inflasi terendah di kawasan tersebut.
Secara nasional, inflasi pada Juni 2025 berada di angka 0,19 persen, yang berarti Jawa Tengah masih berada sedikit di atas rata-rata nasional.
Pengendalian Inflasi Jadi Prioritas Daerah
Keberhasilan Jawa Tengah dalam menjaga laju inflasi, terutama dari sektor pangan, memperlihatkan efektivitas strategi pengendalian harga yang berbasis kelembagaan dan kolaborasi antar-instansi.
Pemprov Jateng dan Bank Indonesia akan terus mendorong perluasan model seperti Lumpang Semar agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan inflasi tetap stabil dalam jangka panjang. (hrs-wd)