RASIKAFM.COM | UNGARAN – Jalan utama di kawasan Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang yang menghubungkan dengan Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan mengalami ambles parah, Kamis (22/5/2025) pada pukul 00.00 WIB dini hari. Peristiwa ini terjadi secara tiba-tiba setelah sebelumnya muncul tanda-tanda pergerakan tanah sejak sore hari.
Pantauan di lokasi, lajur yang longsor telah ditutup. Kendaraan yang melintas hanya bisa menggunakan satu lajur sehingga dilakukan rekayasa berupa buka tutup.
Menurut keterangan Kus Hermanto (40) salah seorang warga sekitar, tanah ambles secara mendadak tanpa didahului oleh penurunan bertahap. Menurutnya kawasan tersebut memang rawan pergerakan tanah, dengan kondisi tanah yang labil dan adanya retakan-retakan di sekitar lokasi kejadian.
“Di bagian bawah itu kan juga ada tanda-tanda retakan, ada patahan-patahannya. Memang sering terjadi kalau musim hujan, jadi memang ya ditimpa (cor) terus begitu setiap kali ada kejadian seperti ini,” ujarnya dijumpai di lokasi, Kamis (22/5/2025).
Langkah sementara yang dilakukan adalah dengan menimbun bekas longsoran agar dapat dilalui kendaraan.
“Pertolongan sementara ya diuruk. Kalau tidak ditambahin (tanah uruk) tidak bisa lewat, putus jalurnya,” sambungnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah, Hanung Triyono, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa amblesan semakin parah dalam dua hari terakhir.
“Awalnya hanya turun sekitar 15 cm, namun sekarang sudah mendekati 1 meter,” urainya.
Sebagai langkah awal, pihaknya telah melakukan pengurukan parsial agar lalu lintas tetap dapat berjalan meskipun secara terbatas. Selain itu, rekayasa lalu lintas telah diterapkan bekerja sama dengan kepolisian dan Dinas Perhubungan setempat.
“Pengalihan arus dari Tuntang ke arah Gubug bisa melalui Tol Bawen-Exit Gayamsari-Mranggen-Gubug, atau yang dari selatan bisa melalui Sruwen-Karanggede-Karangrayung-Godong,” paparnya.
Penanganan permanen diperkirakan akan menggunakan metode sheet pile atau bore pile karena kedalaman bidang geser mencapai 12 meter.
“Kami perkirakan panjang perbaikan mencapai 50 meter dengan estimasi anggaran mencapai Rp4 miliar,” jelasnya.
Untuk jangka pendek, selama empat hari ke depan, kendaraan ringan masih diperbolehkan melintas dengan hati-hati, namun kendaraan berat diminta menghindari jalur tersebut.
“Material agregat kelas A akan digunakan untuk memperkuat struktur jalan sementara,” ungkapnya.
Hanung juga menyebut bahwa amblesan di lokasi ini berpotensi terus terjadi karena kondisi tanah yang berlapis-lapis dan rentan terhadap pergeseran. Oleh karena itu, pihaknya akan mengusulkan penanganan permanen dalam perubahan anggaran tahun ini.
“Paling lambat masuk dalam anggaran 2026,” tandasnya. (win)