Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperkuat langkah jangka panjang pengendalian harga cabai melalui konsolidasi stok dan pengembangan kawasan cabai seluas 300 hektare di berbagai kabupaten/kota. Langkah ini merupakan bagian dari strategi rutin TPID untuk memastikan suplai stabil saat musim defisit produksi pada Oktober–Desember.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares, menjelaskan bahwa penanaman dilakukan saat off season sehingga panen dapat dilakukan saat kebutuhan meningkat. “Tanaman cabai di berbagai sentra diproyeksikan menyuplai penjualan pada saat puncak permintaan sehingga harga tidak bergerak liar,” ungkap Defransisco.
Langkah stabilisasi diperkuat melalui kesepakatan bersama champion “Petarung Sejati”, yang telah berkomitmen mengalokasikan 18% dari produksi untuk menjaga stabilitas stok. Sunan, Ketua Champion Petarung Sejati menyebut, skema ini memberi kepastian pasar bagi petani sekaligus memperkuat cadangan pasokan TPID. “Kami mendukung stabilisasi harga dengan jaminan stok, sehingga distribusi dan penyerapan hasil petani dapat terjaga,” jelas Sunan.
Selain stok terjaga, TPID menyiapkan intervensi produktivitas melalui bantuan sarpras dan pendampingan teknis oleh Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. PT. JTAB Pangan bertindak sebagai off taker dan distributor, sementara Dinas Ketahanan Pangan memberikan subsidi harga pada beberapa titik penjualan.
Deputy Direktur KPw BI Jateng, Wahyu Dewanti menegaskan bahwa ketahanan stok adalah dasar pengendalian inflasi yang efektif. Upaya ini disebut tidak hanya mengurangi risiko lonjakan harga tetapi juga memberi kesejahteraan petani dalam rantai pemasaran yang lebih terstruktur.
Dengan kolaborasi lintas lembaga, pemprov optimistis stabilisasi pasokan cabai akan memberikan dampak signifikan bagi inflasi pangan di Jawa Tengah hingga akhir tahun.