RASIKAFM.COM | BANYUBIRU - Semangat untuk mencari pahala di bulan ramadan tidak hanya dilakukan pemuda dan remaja saja.
Santri lansia di Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat Banyubiru Semarang juga bersemangat mengaji di bulan suci ini.
Direktur Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat Muhamad Solikin mengaku selama bulan Ramadan 1444 H ini mencoba mengajak lansia dengan program-program dengan pendekatan yang menyenangkan.
“Ada pembelajaran mengaji, pembuatan keterampilan, rebana, dan outing class. Semuanya masuk dalam bingkai kegiatan pesantren yang sebagaimana representasi motto kami Olah Rogo, Olah Jiwo, dan Olah Roso,” terang Ustad Solihin.
Ramadan ini kegiatan pesantren dimulai pukul 03.00 pagi, santri melakukan kegiatan salat tahajud, sahur, dan dilanjutkan salat subuh.
“Setelah salat subuh mereka akan mengikuti kajian pagi untuk bagaimana mereka selalu mendapatkan siraman rohani dan ilmu pengetahuan terutama bekal untuk perbaikan ibadah mereka,” terangnya.
Selain itu pagi hari santri juga diwajibkan untuk melakukan sorogan atau setoran bacaan/hafalan. Siang harinya kegiatan santri untuk belajar tahsinul Qur’an.
“Tidak jarang diselingi dengan olahraga-olahraga ringan. Untuk menjga motoric halusnya maupun motoric kasarnya agar tetap terjaga. Sedangkan sore harinya ada kelas variasi. Ada kesenian rebana, keterampilan, dan lainnya,” ungkapnya.
Kegiatan baru selesai setelah salat tarawih. Meskipun dengan jadwal yang padat, para santri lansia itu antusias mengikuti kegiatan.
“Kami mendesain kurikulum untuk santri ini dengan menyenangkan. Sehingga meskipun padat mereka tetap semangat untuk mengikuti,” ungkap Ustad Solihin.
Ustad Solihin membeberkan, bulan puasa ini ada 20 santri yang mukim di Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia. Seperti Surabaya, Padang, Palu, dan lain-lain.
Mereka ada yang sudah bermukim di pesantren selama beberapa tahun. Ada juga yang mengikuti kegiatan pesantren selama bulan Ramadan saja. Selain itu, ada juga santri kalong atau tidak menetap di pesantren ada sekitar 25 santri.
“Total setiap hari ada 30 sampai 50 santri yang melakukan aktivitas pembelajaran selama di bulan Ramadhan di sela-sela makan sahur hingga berbuka,” katanya.
Sementara itu, salah seorang santri asal Semarang Mardiyanti Pudji Astuty mengaku senang bisa mengikuti ramadan di Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat. Di pesantren itu dirinya belajar berbagai hal tentang Al-Qur’an.
“Belajar Al Quran mulai awal sampai ada tadarusan. Kalau saya belum bisa ya ngikutin saja. Kemudian ada tausiyah-tausiyah,” kata Mardiyanti sambil berkaca-kaca.
Dikatakan dirinya baru pertama kali mengikuti pesantren di bulan ramadan ini. Awalnya hanya mengikuti untuk dua Minggu. Namun karena merasa nyaman Mardiyanti ingin memperpanjang waktu untuk berada di pesantren.
“Ini karena saya baru satu kali, mencoba satu Minggu kok ingin perpanjang lagi nanti insyaallah,” akunya.
Menurutnya merasakan menjadi santri di pesantren ini semakin mendekatkan dirinya kepada Allah. Ia juga senang setiap hari ada salat-salat sunnah.