RASIKAFM.COM | SALATIGA - Kasus stunting di Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang masih tinggi. Hal tersebut membuat Pemerintah Kabupaten Semarang menyoroti kasus tersebut dalam rapat penurunan stunting beberapa waktu lalu.
Kepala Desa Kadirejo, Riyadi mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai cara untuk menekan angka dan membuat zero stunting di Desa Kadirejo.
Salah satunya adalah dengan program pemberian ternak kepada keluarga yang masuk kategori stunting.
“Setiap kali kita diskusi tentang stunting itu yang paling pokok, penyebab stunting adalah protein atau gizi yang kurang. Nanti kita rencanakan keluarga stunting nanti kita kasih bantuan unggas petelur. Jadi setiap hari bertelur otomatis nanti makan telur,” kata Riyadi.
Menurutnya program tersebut akan direalisasikan pada tahun ini, dengan tujuan agar para keluarga yang menderita stunting tidak hanya mendapatkan bantuan putus.
“Nanti kita lihat dan teliti ketika pemenuhan gizi itu cukup. Masih stunting atau tidak. Jika ini berhasil kita sosialisasikan yang lain. Nanti juga kita dukung dengan bibit sayuran juga,” paparnya.
Pihaknya saat ini telah mendata keluarga yang menderita stunting di Desa Kadirejo, pada tahun 2022 penderita stunting di Desa Kadirejo hanya 25 kasus.
Hal tersebut meningkat sekitar enam kasus pada tahun 2023 menjadi 31 kasus.
Kasus stunting ini memiliki beberapa kriteria seperti tinggi badan anak.
Tinggi badan, lanjutnya, Hal itu yang mungkin bisa dipengaruhi juga oleh keturunan atau gen dari orang tua.
“Data saat ini di Kadirejo ada 31 anak stunting. Yang sudah kita kerjakan dari tahun kemarin sudah maksimal juga, yaitu memberikan anggaran khusus dari APBDes sekitar 22 persen untuk kesehatan,” katanya.
Riyadi mengaku selain menggunakan dana desa, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar keluarga yang menderita stunting mendapat bantuan.