RASIKAFM.COM | UNGARAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang terus berupaya mewujudkan ketahanan pangan melalui berbagai langkah strategis, mulai dari mempertahankan luasan lahan pertanian hingga meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan, pihaknya mendorong agar lahan yang semula hanya bisa panen sekali dalam setahun dapat menjadi dua kali, bahkan tiga kali. Selain itu, Pemkab juga berupaya mengurangi penggunaan pupuk kimia dengan beralih ke pupuk organik atau semi organik.
“Kami berusaha mempertahankan tanah yang masih bisa dijadikan lahan pertanian dan meningkatkan produktivitasnya. Yang semula panen sekali, bisa dua kali, yang dua kali bisa tiga kali,” ujar Ngesti di Ungaran, Jumat (17/10/2025).
Terkait ketersediaan air, Ngesti menjelaskan, Pemkab berupaya mempertahankan tanaman di daerah hulu serta mengembangkan tanaman buah seperti alpukat, durian, dan tegakan lain yang berfungsi sebagai resapan air. Pemerintah juga melakukan rehabilitasi saluran irigasi rusak secara bertahap sesuai kemampuan anggaran, baik yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah.
“Ada beberapa usulan yang kami ajukan ke Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR untuk perbaikan irigasi,” imbuhnya.
Selain itu, Pemkab Semarang berterima kasih kepada Polres Semarang yang menginisiasi kerja sama dengan kelompok tani dalam pengembangan benih jagung Serasi-38. Benih tersebut telah melalui uji coba tanam di masyarakat dengan harapan produktivitasnya meningkat.
“Semoga varietas jagung ini bisa dikembangkan lebih luas, dan ke depan ada varietas lain. Untuk padi, kami fokus meningkatkan produktivitas, termasuk melalui kerja sama dengan kelompok tani Al Barokah di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, dalam pengembangan pertanian padi organik,” tutur Ngesti.
Dalam hal penerapan teknologi pertanian, Pemkab Semarang juga telah menyalurkan berbagai alat pertanian modern seperti traktor, sprayer, dan rice mill. Selain itu, penggunaan sumber air tenaga surya kini sudah diterapkan di 16 titik sumur dalam.
“Ketika musim kemarau, sumur dalam dengan tenaga surya ini membantu kebutuhan air petani. Saat musim hujan, baterainya kami amankan,” jelasnya. (win)