Semarang – Pemkot Semarang terus berupaya untuk meminimalisir persoalan banjir saat musim hujan mendatang. Selain penanganan infrastruktur pengendali banjir, kesiapan petugas, pemetaan wilayah potensi banjir, serta kesiapan penanganannya terus disiapkan.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan, kesiapan mitigasi bencana banjir jelang musim hujan telah matang. Pemetaan daerah-daerah rawan banjir pun telah dilakukan.
“Penanganan persoalan banjir saat musim hujan menjadi fokus kami. Tak hanya pembangunan infrastruktur pengendali banjir, tapi mitigasi dan pemetaan wilayah juga terus kami lakukan,” kata Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu, belum lama ini.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martantono mengatakan, peralihan kemarau ke musim hujan menjadi fokus perhatiannya dalam menanggulangi banjir.
“Kami sudah punya mitigasi di wilayah-wilayah tertentu yang notabene sering berpotensi banjir,” kata Endro, Rabu (25/10/2023).
Pasalnya, tahun sebelumnya Kota Semarang pernah dikepung banjir akibat hujan deras dan naiknya air laut (rob). Pihaknya menyebut, dengan kesiapan antisipasi tersebut nantinya dapat meminimalisir ancaman banjir.
Terdapat beberapa daerah yang telah masuk peta rawan banjir. Salah satunya di Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk. “Seperti misalnya di wilayah Trimulyo-Genuk masih ada pembangunan infrastruktur di sana, itu pasti berdampak pada luapan air yang masuk ke permukiman,” katanya.
Prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut, musim hujan yang akan mulai pada November mendatang menjadi perhitungan pihaknya dalam menangani dampak banjir.
“Personel sudah siap karena kami selalu belajar dari pengalaman, mulai bulan November kami dalam posisi siaga menghadapi musim hujan,” katanya.