UNGARAN – Petani sayur di wilayah Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang harus rela menelan pil pahit. Pasalnya, harga tomat saat ini mengalami penurunan sangat drastis. Jika sebelumnya, harga tomat berada pada angka Rp 10 ribu per kilogram, saat ini hanya dihargai Rp 1.500 per kilogram.
Paling tidak, itulah yang dirasakan Anisa Putri (32), seorang petani di Desa Kopeng. Dikatakannya bahwa penurunan harga yang signifikan itu sudah terjadi sejak awal Agustus 2022 dan masih berlangsung hingga sekarang. Bahkan, harga tomatnya juga pernah ditawar seharga Rp 500 per kilogram.
“Dulunya Rp 10 ribu, terus mulai Bulan Suro turun terus, Rp 5 ribu, terus pernah dibeli tengkulak Rp 500. Kecewa iya, sedih juga iya, rasanya kayak kerja bakti karena rugi,” ujarnya.
Ia yang memiliki lahan seluas 500 meter persegi itu bahkan terpaksa mencari penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Anisa menerangkan, modal yang harus ia keluarkan bersama suaminya untuk menanam tomat sebanyak Rp 2.400.000.
“Minimal kalau mau untung, per kilogramnya harus dijual Rp 5 ribu. Di bawah itu jelas rugi,” paparnya.
Sementara itu, Anthony Cahyono (43), petani di Desa Sidomukti mengungkapkan, harga tomat hasil panennya justru lebih rendah lagi.
“Kalau di tempat saya Rp 1.000. Jadi tetap rugi, ini jadi saya tinggal menghabiskan panen saya sampai selesai saja,” keluhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Wigati Sunu juga membenarkan adanya penurunan harga tomat tersebut. Dari data yang ia sampaikan, harga tomat di tingkat petani atau produsen seharga Rp 2.000.
“Tomat yang datang dari luar wilayah Kabupaten Semarang juga terbilang banyak, misalnya dari daerah Dieng, Kabupaten Wonosobo. Itu jadi salah satu faktor yang membuat harga tomat anjlok,” katanya. (win)