RASIKAFM.COM | UNGARAN – Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai mendistribusikan uang ganti rugi bagi warga Dusun Kedungglatik, Desa Candirejo, Pringapus, Kabupaten Semarang yang terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Jragung.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan total bidang yang semestinya dibebaskan adalah 61 tegakan. Namun, dari jumlah itu baru 53 bidang yang sudah bisa menerima uang ganti rugi. Sedang sisanya masih harus melengkapi syarat administrasinya.
“Insyaallah pekan depan semua sudah selesai dibayarkan,” ungkapnya saat dikonfirmasi di Ungaran, Jumat (19/4/2024).
Dijelaskan Ngesti, saat ini pihaknya masih menunggu bantuan untuk akses jalan masuk ke boro area. Diketahui tanah tersebut tanah milik perhutani, sehingga masih dalam proses.
“Pembangunan sarana prasarana berupa jalan, air bersih, dan listrik sudah kami ajukan kepada Kementerian PUPR,” ungkapnya.
Sementara Kabag Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Semarang Zaenal Arifin menjelaskan, total uang ganti rugi yang dibayarkan untuk Pihak Yang Berhak (PYB) sebesar Rp 5,978 miliar. Tegakan yang dibayar tersebut berupa tanaman dan bangunan rumah. Menurutnya, seluruh wilayah Kedungglatik akan masuk daerah genangan bendungan. Untuk itulah, semua warga harus direlokasi di lahan baru yang telah dipersiapkan.
“Setelah dapat ganti rugi, diharapkan masyarakat bisa segera pindah,” terangnya.
Zaenal menyebut, Pemkab Semarang telah menerima hibah tanah seluas 18,6 hektare untuk merelokasi warga terdampak. Pihaknya juga telah menata dengan rincian 2,3 hektare untuk permukiman, 0,3 hektare area makam dan sisanya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
“Mengingat ada petani asli yang lahan pertaniannya terkena, sehingga kami siapkan lahan pengganti untuk digarap. Monggo mau ditanami jagung, pisang, dan sebagainya,” jelasnya.
Terkait penyediaan fasilitas air bersih bagi lokasi permukiman yang baru, Zaenal menerangkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
“Kemarin sudah diteliti terdapat sumber air. Sehingga prinsipnya mereka siap menyediakan air baku,” paparnya.
Sedangkan untuk instalasi listrik, Pemkab Semarang juga telah mengajukan bantuan kepada PLN pusat terkait biaya penarikan jalur sepanjang 1,5 kilometer hingga ke kawasan permukiman.
“Tapi nanti setiap rumah dikenakan biaya pemasangan saluran listrik baru dengan tarif normal, antara Rp1 – 1,3 juta,” bebernya.
Zaenal berharap, seluruh proses pembebasan hingga relokasi dapat berjalan lancar. Sehingga pada bulan Juni 2024, bendungan sudah mulai dilakukan pengisian.
“Kalau terpaksa mundur ya sedikit, awal Juli sudah bisa diisi (air),” tandasnya. (win)