UNGARAN – Sebagai salah satu danau alami yang banyak dimanfaatkan oleh warga di Kabupaten Semarang, danau Rawapening ternyata memiliki kualitas air yang tergolong rendah. Hal itu sesuai dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh PT Jasa Tirta I, salah satu BUMN yang bertugas memonitor kualitas air danau Rawapening secara periodik.
Direktur Utama PT Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan menyampaikan salah satu penyebab rendahnya kualitas air danau Rawapening adalah banyaknya limbah domestik yang masuk ke danau alami tersebut.
“Limbah domestik bisa berasal dari kegiatan rumah tangga dan intensifikasi perekonomian yang masif di sekitar danau Rawapening,” ujarnya di hadapan media di Ungaran belum lama ini.
Limbah domestik yang dimaksud banyak dihasilkan dari limbah rumah tangga, industri, area wisata, limbah dari resort bahkan juga dari pemakaian pupuk nonorganik yang cukup berlebihan dan sebagainya. Menurutnya, selama ini pihaknya cukup intens memantau kualitas air di 14 titik danau Rawapening secara periodik. Dari kegiatan itu dapat disimpulkan bahwa kualitas air danau ini tergolong rendah.
“Kalau mau membenahi kualitas air danau Rawapening, limbah domestik yang masuk melalui sejumlah sungai yang bermuara ke danau ini harus dikendalikan secara konsisten. Masyarakat di sekeliling danau bisa diedukasi agar mengolah limbah domestik yang dihasilkan dengan baik,” ungkapnya.
Jika pencemaran ini terus berlanjut, lanjut Raymond, yang dikhawatirkan cepat atau lambat danau Rawapening akan mengalami eutrofikasi atau keadaan air danau alam tersebut banyak mengandung zat hara seperti nitrogen fosfat, dan berbagai sisa deterjen.
“Artinya, ekosistem di dalamnya akan terganggu, banyak ikan yang mati. Paling parah, bisa jadi danau ‘mati’. Maka perlu kearifan secara bersama-sama demi keberlangsungan dan pemanfaatan air danau,” tandasnya. (win)