RASIKAFM.COM | SALATIGA – Ratusan karyawan pabrik di Kota Salatiga meminta pemerintah untuk meliburkan mereka saat pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2014 pad 14 Februari nanti. Mereka mengaku kebingungan menggunakan hak pilihnya apabila saat pemungutan suara Pemilu nanti mereka tidak diliburkan.
Kepada wartawan Wahyu, Salah seorang karyawan salah satu pabrik di Kota Salatiga menuturkan, waktu pelaksanaan pemungutan suara Pemilu tidak bertepatan pada hari libur dan sejauh ini belum ada keputusan apakah pada 14 Februari karyawan pabrik akan diliburkan atau tidak. Ini membuat bingung para karyawan yang pada saat pemungutan suara mendapat jatah bekerja pagi.
“kami berharap, saat pemungutan suara nanti ada kebijakan khusus agar bisa menggunakan hak pilih saat coblosan nanti,” katanya, rabu (5/2/2024).
Dia menjelaskan, jam kerja di pabrik tempatnya bekerja dibagi dalam tiga shift, yakni pagi, siang dan malam. Jika pada saat pemungutan suara tidak libur, maka karyawan yang bekerja shift pagi kesulitan menggunakan hak pilihnya. “Maka dari itu, karyawan pabrik minta ada kebijakan agar bisa menggunakan hak pilihnya,” tuturnya.
Karyawan pabrik lainnya, Nursiah (25) berharap ada kebijakan dari pemerintah agar buruh pabrik berpartisipasi dalam pelaksanaan pesta demokrasi yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali tersebut. Paling tidak, ada dispensasi waktu bagi buruh pabrik untuk menggunakan hak pilihnya.
“Kalau bisa diliburkan,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, jarak antara rumah dengan pabrik tempatnya bekerja memang tidak terlalu jauh. Hanya, jika pada 14 Februari nanti tidak libur atau tidak ada kelonggaran waktu, maka buruh pabrik tidak memiliki kesempatan untuk menggunakan hak pilihnya kecuali membolos bekerja.
“Kalau membolos kerja, tentunya kami bisa terkena sanksi dari perusahaan. Untuk itu, kami berharap minimal kami diberi waktu beberapa jam untuk nyoblos,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPU Kota Salatiga Yesaya Tiluata belum bisa dikonfirmasi terkait hal itu. Saat dihubungi melalui telepon selulernya, tidak terhubung.