Obrolan keduanya semakin hangat ketika Dylan menceritakan aktivitasnya di rumah membantu orang tua untuk pekerjaan ringan seperti cuci piring, mengepel, dan menyapu. Ia juga sering memijat ibunya yang kelelahan usai bekerja.
“Mami kan kerja terus, jadi aku pasti bantu pijetin. Biasanya pijat punggung atau kaki,” ujar Dylan yang kemudian diminta mempraktikkan dengan memijat punggung Ganjar.
Kehangatan itu terus berlanjut sampai Ganjar dan Dylan keluar dari ruang vaksinasi. Bahkan saking akrabnya, Dylan berani menanyakan apakah tatto di tangan Ganjar itu asli atau tidak.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun memang belum lama di mulai tetapi antuasiasme cukup tinggi. Dari beberapa kota/kabupaten yang dikunjungi sebelumnya dapat berjalan lancar, seperti di Pekalongan, Boyolasi, Sragen, dan Kota Semarang. Bahkan di Sragen sudah mencapai 50 persen lebih.
“Baru beberapa hari Alhamdulillah sudah bagus.Sekarang ini saya lihat yang di Kota Semarang, kemarin juga lihat yang di Boyolali. Antuasiasme anak-anak sangat tinggi. Artinya kita punya kesempatan yang bagus untuk melakukan percepatan,” katanya.
Keyakinan untuk melakukan percepatan itu tentunya didukung dengan sambutan yang bagus dari anak-anak yang berani dan hebat. Kemudian orang tua yang mendukung sehingga sangat membantu.
“Kalau kita bisa lakukan percepatan akan sangat bagus sekali untuk Jateng, untuk Indonesia. Anak-anak kita bantu untuk mengamankan dengan vaksin sambil terus jaga proses,” kata Ganjar.