SEMARANG – Sebuah wahana permainan pasar malam yang terletak di jalan Jolotundo, Kecamatan Gayamsari Kota Semarang ambruk saat sedang dinaiki oleh beberapa pengunjung Jumat (2/6/2022) malam. Wahana yang roboh tersebut adalah Ontang-anting, atau tempat duduk yang digantung dan diputar.
Polsek Gayamsari saat ini menutup pasar malam Jolotundo akibat adanya wahana ontang-anting ambruk. Penutupan tersebut sebagai langkah untuk melakukan penyelidikan.
“Ya kami tutup untuk keperluan penyelidikan,” ucap Kapolsek Gayamsari, Kompol Hengky Prasetyo di lokasi kejadian.
Ia menyebut, tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Hanya ada satu korban luka-luka dan sudah langsung mendapatkan perawatan medis.
“Iya tadi sudah dibawa pulang orangtuanya,” paparnya.
Disisi lain, ia belum bisa berkomentar banyak terkait penyebab ambruknya wahana tersebut. Untuk keperluan penyidikan, pihaknya kini telah mengamankan pihak pengelola.
“Iya nanti reskrim biar lidik dulu. Nanti pengelola kita periksa. Yang penting korban selamat,” paparnya.
Sementara itu, K (10) bocah perempuan menjadi satu korban dari wahana permainan Ontang-anting yang ambruk tersebut. Anak warga Tandang, Tembalang itu berada di lokasi kejadian bersama kedua orangtuanya.
“Iya kami baru mengunjungi kerabat sekitar sini. Lalu ke pasar malam bareng kerabat. Anak cewek saya nunjuk mau main ontang-anting,” jelas ibu korban, Nur Syahada.
Ia mengaku, membayar Rp10 ribu selama lima menit untuk anaknya menikmati ontang-anting tersebut.
Di atas wahana itu lebih dari 10 anak usia SD dan SMP. Pada saat itu, yang naik wahana mayoritas anak perempuan lalu tak sampai lima menit, wahana itu ambruk.
“Yang luka berapa ga tahu. Saya fokus ke anak saya,” bebernya.
Ia menyebut, wahana jatuh ke arah utara menghantam pagar besi. Operator ontang-anting lalu menyelamatkan para anak-anak lalu diberi air.
“Paling parah yang perempuan remaja itu. Ia sempat pingsan,” ungkapnya.
Ia mengaku, anaknya hanya luka di kaki kanan langsung bengkak. Kemudian anaknya langsung dibawa ke RS Citarum bersama korban lainnya untuk keperluan medis.
“Tulang kering kanan anak saya bengkak. Ia langsung nangis karena masih bocah,” ungkapnya.
Ia berencana hendak menuntut ke pengelola pasar malam karena anaknya jadi korban.
“Luka luar bisa disembuhkan. Traumanya yang sulit disembuhkan,” jelasnya.
Wahana permainan ontang-anting merupakan wahana seperti ayunan namun diputar menggunakan mesin diesel. Wahana di pasar malam itu menjadi favorit para pengunjung.
Tiap anak yang ingin naik wahana itu dipatok harga Rp10 ribu. Pekerja di pasar malam itu yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kurang tahu siapa pemilik wahana permainan di pasar malam tersebut. Sebab, ia hanya pekerja pocokan alias paruh waktu.
“Kalau buka sudah delapan hari ini, Kontrak tiga minggu. Buka pukul 16.30 sampai 22.00,” jelas warga Medoho, Semarang itu.
Kelompok pasar malam itu baru saja pindah dari Ambarawa, Salatiga. Di daerah itu kondisi para wahana aman.
“Penyebab kurang tau ya, saya juga megang yang wahana pesawat saja,” katanya.
Pengamatan di lokasi kejadian, ontang-anting warna putih itu memiliki tinggi sekira 6 meter dengan diameter atas sekira 7 meter lalu diameter bawah sekira 3 meter. Tampak lingkaran besi pengait ada yang lepas.