UNGARAN – Ada yang berbeda dalam gelaran Kirab Budaya Merti Dusun Gedanganak 2025 di Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, yang digelar pada Minggu (12/10). Di antara para peserta yang mengenakan pakaian adat dan menampilkan tarian tradisional, warga RT 04 RW 01 justru tampil paling mencuri perhatian dengan kostum jadul khas era 80-an.
Dengan celana cutbray, kemeja kotak-kotak, syal bermotif khas, topi fedora, dan kacamata hitam besar, kontingen RT 04 sukses menjadi sorotan di sepanjang jalur kirab. Gaya mereka yang nyentrik seolah membawa penonton “melompat” ke masa lalu. Banyak warga yang tersenyum dan bernostalgia, menikmati suasana lawas yang kembali dihadirkan di tengah kemeriahan budaya tahunan itu. Aksi mereka semakin hidup dengan iringan lagu-lagu dangdut lawas yang menggema sepanjang rute kirab.
Ketua RT 04, Gunawan, mengatakan ide tersebut muncul dari keinginan warga untuk tampil berbeda sekaligus menghadirkan nuansa segar di tengah kirab yang sudah menjadi tradisi tahunan.
“Kami ingin mengajak semua penonton tersenyum. Bagi yang sudah berumur, ini nostalgia masa muda. Bagi yang muda, ini cara mengenal gaya orang tua mereka dulu,” ujar Gunawan.
Ia menambahkan, persiapan penampilan dilakukan selama dua minggu berburu pakaian lama dari koleksi pribadi, sementara yang lain memodifikasi baju agar tampil lebih autentik.
“Pokoknya harus mirip zaman dulu. Kalau perlu, kami tambal-tambal supaya makin jadul,” canda Gunawan.
Kreativitas warga RT 04 ini menjadi salah satu penampilan paling unik dan menghibur di Kirab Budaya Gedanganak tahun ini. Mereka tidak hanya menampilkan busana, tetapi juga menghadirkan vibe nostalgia yang menghangatkan hati penonton.
Sebagai informasi, Kirab Budaya Merti Dusun Gedanganak merupakan agenda tahunan warga sebagai wujud rasa syukur sekaligus upaya melestarikan tradisi lokal. Tahun ini, puluhan kontingen dari berbagai RT turut berpartisipasi dengan menampilkan beragam tema budaya dan kreasi khas masing-masing.
Dan di antara kemeriahan itu, penampilan jadul warga RT 04 terasa paling membekas. Mereka menunjukkan bahwa melestarikan tradisi tidak harus kaku, justru bisa dilakukan dengan cara yang unik dan menyenangkan sambil membangkitkan kenangan manis masa lalu. Kirab ini sekali lagi menjadi bukti nyata semangat gotong royong dan rasa syukur warga Gedanganak. (ben)