Keberadaan Sampah di Kota Salatiga masih menjadi permasalahan pemerintah Kota Salatiga. Hal itu disampaikan wakil Walikota saat acara Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional senin 21 Februari 22 di TPA Ngronggo Salatiga.
Dalam peringgatan kali ini Pemerintah Kota Salatiga menggelar upacara serta penyemprotan Eco-enzym untuk menekan aroma sampah yang berlokasi di TPA Ngronggo Kota Salatiga.
Wakil Walikota Salatiga Muhammad Haris, S.S., M. Si., menjelaskan kegiatan ini diikuti dari beberapa elemen, yakni lintas komunitas pecinta lingkungan, DLH (Dinas Lingkungan Hidup), para pemulung sampah, bank sampah dan lainnya yang berada di Kota Salatiga dengan harapan agar persoalan sampah menjadi bahan untuk dipikirkan semua pihak.
“Karena permasalahan sampah merupakan permasalahan nyata bagi kami dan tim kita semua sehingga perlu dikelola dengan baik dan kami mengadakan upacara pagi di TPA Ngronggo Kota Salatiga,” kata Wakil Walikota .
Di Salatiga pihaknya menggerakkan bank-bank sampah, sehingga sampah yang bisa fungsikan terutama sampah plastik serta sampah yang tidak busuk bisa dikelola dan tidak dibuang semua ke tempat pembuangan akhir sehingga pembuangan akhir malah sampahnya menggunung.
Dalam sehari sampah yang dihasilkan warga Kota Salatiga mencapai 90 ton karena satu orang rata-rata menghasilkan 0.6 kilogram per hari, data ini dari DLH Kota Salatiga.
Jika sampah dikelola dengan baik sejak awal baik di rumah, di dasa wisma dan di RT RW yang dibuang ke tempat pembuangan akhir tidak berupa sampah yang tidak dapat busuk.
Muh. Haris saat diwawancarai Rasika
“Sehingga jika sampah tersebut dikelola dengan baik, sampah-sampah yang ada di sini hanya sampah yang busuk dan tidak menyebabkan tumpukan sampah,” tambahnya.
Daya tampung sampah di TPA Ngronggo menurutnya sudah tidak layak, pihaknya masih memikirkan kedepan bagaimana untuk mencari alternatif yang baru.
“Mungkin akan diperluas di sebelah kanan, tapi yang pasti TPA ini sudah seperti gunung sampahnya,” ujarnya. Kita prihatin jumlah sampahnya, termasuk aroma sampah tersebut pasti sudah menyebar kemana-mana.
Sementara itu menurut Wakil Walikota Salatiga, pemerintah Kota Salatiga belum ada Perda tentang plastik. “Kita berharap teman-teman legislatif barangkali bisa menginisiasi lahirnya perda tentang plastik. Karena plastik merupakan persoalan nyata,” ujarnya. ( rief )