SEMARANG – Temuan jasad tak utuh dan motor yang terbakar di CV Family Kawasan Marina Kota Semarang pada Kamis (8/9/2022) malam ternyata adalah pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang yang menjadi saksi korupsi yakni Iwan Boedi Prasetijo Paulus.
Hal itu berdasar hasil scientific Crime Investigation yang dilaksanakan Polrestabes Semarang dan Polda Jawa Tengah. Apalagi hasil tes DNA yang diambil dari sampel jenazah di lokasi dan tiga anak korban diketahui identik dengan sosok Iwan yang dikabarkan menghilang sejak 24 Agustus 2022.[irp posts=”42577″ name=”Situasi Rumah Iwan Boedi Usai Temuan Jasad di Marina Dinyatakan Cocok oleh Kepolisian”]
Kepala Bapenda Semarang, Indriyasari mengucapkan bela sungkawa atas kabar mengejutkan yang diterima keluarga Iwan. Dirinya dan pegawai Bapenda lainnya mengaku merasa terpukul atas informasi temuan jasad di Marina yang ternyata adalah Iwan.
“Saya atas nama pribadi dan Kedinasa menyampaikan terima kasih atas dukungan teman-teman dan khususya kepada pihak kepolisian. Kemarin sore kami dapat kabar bahwa hasil DNAnya identik sehingga kita ucapkan bela sungkawa untuk keluarga semoga kuat menghadapi cobaan ini,” ujar Iin sapaan akrabnya di rumah duka Jalan Tembalang Selatan, Kecamatan Banyumanik, Kamis (15/9/2022) siang.
Karena Iwan menjadi korban tindak kejahatan, Iin meminta kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini agar tidak terjadi kekhawatiran yang berlebihan dari keluarga korban.
“Kami tetap support pihak kepolisian untuk mengusut tuntas ksus ini. Kami akan koordinasi terus kasus ini. Mohon doanya supportnya semoga kasus ini segera terungkap karena ini kejam banget buat keluarga dan kami,” bebernya.
Disisi lain, Iin menyebut Iwan sosok yang baik, tekun dan tidak pernah ada masalah baik itu kepada pimpinan maupun rekan kerja korban. Menurutnya Iwan adalah orang pendiam yang memiliki empati kepada oranglain.
“Saya kenal almarhum ini sejak bulan Januari 2022. Beliau orangnya tekun pendiam fokus dalam bekerja jujur baik hampir tidak pernah ada masalah baik itu dengan kami pimpinan dan rekan kerja,” jelasnya.
“Jiwa sosialnya juga tinggi empatinya kepada teman juga tinggi. Orangnya pendiam termasuk andalan kami di Bapenda Semarang,” tambahnya.
Sementara itu, terkait masalah Iwan sebagai saksi korupsi, Iin tidak mengetahui kasus yang sedang dijalani korban. Sebab, kasus dugaan korupsi ini terjadi tahun 2010 sebelum dirinya berdinas di Bapenda Semarang.
“Karena kasusnya terjadi pada 2010 dan itu di DPKAD (Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) waktu itu. Sehingga mohon maaf kami tidak tahu persis kasusnya tapi kalau OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lain mungkin ada informasi itu karena yang menangani kasus bukan dari kita,” paparnya.
Sedangkan untuk panggilan sebagai saksi korupsi, pihaknya mengetahui dan Iwan bersedia untuk memenuhi panggilan itu. Sebab, saat itu ada surat resmi panggilan dari kepolisian.
“Kalau panggilan itu dari kepolisian mengirim surat ke kami agar menugaskan pak Iwan untuk dimintai keterangan atau klarfikasinya sebagai saksi yang dasarnya dari aduan masyarakat hanya itu yang saya ketahui,” tuturnya.
Akan tetapi, Iin baru mendapat informasi ternyata Iwan sudah pernah komunikasi secara langsung dengan kepolisian pada bulan Mei 2022 lalu setelah adanya kasus temuan jasad di Marina Semarang ini.
“Hanya satu dan itu panggilan pertama tidak ada panggilan lain. Kalau mei itu hanya ngobrol biasa atau gimana saya kurang tahu persis kita tahunya setelah kejadian bahwa Mei ternyata sudah ada pemeriksaan tapi tidak ada panggilan resmi,” imbuhnya.