Wakil Wali Kota Salatiga, Dr. Muh Haris, M.Si, memperkirakan akan terjadi ledakan arus mudik yang luar biasa, khususnya di Kota Salatiga selama libur Hari Raya Idul Fitri 1443, tahun ini. Hal itu sebagai dampak dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PANRB) yang menetapkan hari libur nasional dan cuti bersama Tahun 2022.
Berdasarkan SKB yang ditandatangani pada 7 April tersebut, pemerintah menambahkan empat hari cuti bersama, yaitu pada tanggal 29 April dan 4-6 Mei 2022.
Selama libur panjang tersebut juga akan berdampak pada ramainya pengunjung pariwisata, hotel, dan restoran. Muh Haris mengimbau kepada PHRI untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, karena situasi masih dalam masa Pandemi COVID-19. Imbauan protokol kesehatan juga disampaikan Muh Haris bagi para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat selama lebaran agar senantiasa menyediakan tempat cuci tangan.
“Jangan sampai kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah berdampak negatif pada kita semuanya. Kita menunggu Surat Edaran Wali Kota menindaklanjuti surat keputusan bersama tiga menteri tersebut,” tandas Muh Haris dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektoral Operasi Ketupat Candi 2022 di Polres Salatiga, belum. Lama. Ini.
Usai rakor dengan instansi terkait, tokoh masyarakat dan tokoh agama Kota Salatiga, Wakil Wali Kota bersama jajaran Forkopimda melanjutkan rakor dengan Kapolri melalui video conference.
Sebagaimana disampaikan Kapolres Salatiga, AKBP Indra Mardiana, Rakor Lintas Sektoral itu dilaksanakan guna mewujudkan Sitkamtibmas yang kondusif serta memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dalam merayakan Idul Fitri 1443 H, di tengah masa pandemi COVID-19 Tahun 2022. Operasi Ketupat Candi ini akan digelar mulai 28 April hingga 9 Mei 2022.
“Pelaksanaan operasi ketupat akan kembali seperti tiga tahun lalu sebelum COVID-19, namun tetap protokol kesehatan untuk menciptakan Salatiga yang tertib, aman dan toleran,” tegas Indra.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, Kapolres meminta kepada Dinas Perhubungan untuk menyambungkan saluran CCTV di jalan raya ke Pos Pelayanan (Posyan) guna memantau kemanan dan pengawasan. Selain itu, ia juga meminta kepada Sarpol PP untuk melakukan operasi yustisi setiap hari.
“Khusus di Posyan Ramayana kita siapkan vaksinasi, dokter, dan ambulance bagi masyarakat,” tambahnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah, SKM, M.Kes, mengungkapkan bahwa untuk daerah perkotaan tidak ada puskesmas yang melayani rawat inap, termasuk Puskesmas Cebongan. Namun DKK tetap menyiapkan dokter dan apotek jaga, serta Public Safety Center (PSC) 119 yang mobile.
Namun yang harus diperhatikan oleh masyarakat adalah kejadian darurat keamanan pangan, khususnya keracunan dan demam berdarah akibat rumah yang sempat dikosongkan.
“Salatiga masih Level Dua, jika ada yg batuk pilek lebih baik diam dulu di rumah untuk mengendalikan penyebaran. Gejala apapun yg mirip dengan gejala COVID-19 berarti suspek COVID-19,”ungkap Siti Zuraidah.
Selama liburan lebaran, titik kemacetan yang menjadi fokus pemantauan Dinas Perhubungan (Dishub) adalah Jalan Tingkir Raya yang menghubungkan gerbang Tol Tingkir dan pusat kota. Diperlukan manajemen rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan di dua titik tersebut.