RASIKAFM.COM | UNGARAN – Meninggalnya seorang wisatawan saat aktivitas arung jeram di Sungai Tuntang, Desa Sambirejo, beberapa waktu lalu menjadi peringatan keras bagi seluruh pelaku wisata air di wilayah Kabupaten Semarang. Kejadian tragis tersebut memicu peningkatan kewaspadaan dari berbagai pihak, termasuk pengelola wisata alam Curug Lawe Benowo Kalisidi (CLBK).
Kepala Desa Kalisidi, Dimas Prayitno, mengingatkan kondisi cuaca belakangan ini cenderung tidak bersahabat dan perlu diwaspadai oleh semua pihak, khususnya pengelola wisata alam.
“Situasi ini harus menjadi perhatian, terutama untuk tempat-tempat wisata air seperti CLBK,” ungkapnya di Ungaran, Selasa (20/5/2025).
Pengelola CLBK sendiri telah menerapkan sejumlah langkah antisipatif guna menjaga keselamatan pengunjung, terutama di musim hujan. Salah satunya adalah adanya petugas khusus yang bertugas memantau kondisi cuaca dan menutup akses masuk jika hujan berlangsung lebih dari dua jam.
“Kami memiliki petugas yang berjaga setiap hari. Jika hujan deras turun lebih dari dua jam, maka jalur ditutup, dan pengunjung tidak diizinkan masuk,” jelasnya.
Sebelum berkunjung, wisatawan juga diimbau untuk menghubungi kanal media sosial resmi atau kontak pengelola sebagai bentuk konfirmasi.
“Bukan registrasi formal, tapi konfirmasi ini penting agar pengunjung tahu situasi terkini di lokasi,” tambahnya.
Untuk mengurangi risiko, pengunjung disarankan datang lebih pagi, karena biasanya hujan deras terjadi selepas tengah hari.
“Kami buka mulai jam 6 pagi. Kalau datang pagi, tetap bisa menikmati wisata meski nanti siang hujan turun,” ujar Dimas.
Ia juga menegaskan pentingnya kepatuhan pengunjung terhadap imbauan petugas. “Kalau memang ditutup, ya harus patuh. Ini demi keselamatan semua. Jangan dipaksakan,” tutupnya. (win)