UNGARAN – Sebanyak 500 cup kopi seduhan dibagikan oleh Komunitas Kopi Peduli Kabupaten Semarang kepada pengunjung Gua Maria Kerep Ambarawa belum lama ini. Pembagian itu dimaksudkan untuk mendukung kebangkitan para pelaku usaha perkopian yang sempat terpuruk di masa pandemi Covid-19.
Ketua Komunitas Kopi Peduli Assa Kamal mengatakan kegiatan tersebut juga bertujuan mengenalkan kopi khas Kabupaten Semarang.
“Banyak pengunjung yang datang dari luar kota untuk berziarah di Gua Maria ini, jadi kami berharap kopi khas semakin dikenal dan bisa meningkatkan kesejahteraan para petani dan pelaku UMKM di bidang perkopian,” ujarnya.
Assa mengatakan potensi kopi Kabupaten Semarang tak kalah dari daerah lain. Bahkan memiliki keunggulan karena potensi alamnya sangat mendukung. Kopi khas tersebut berasal dari area Gunung Ungaran yang terpusat di Gedongsongo, kopi Kelir di Kecamatan Jambu, dan kopi Banaran.
“Usaha perkopian sempat anjlok hingga 50 persen karena ada larangan kerumunan. Padahal, kopi itu kan enaknya dinikmati sembari ngobrol dan nongkrong. Karena itu kami semua sempat terpukul dan sekadar hanya bertahan menjalankan usaha,” ucapnya.
Tekad kebangkitan mulai muncul karena saat ini mulai ada kelonggaran di masa PPKM Level 2 yang berlaku di Kabupaten Semarang.
“Meski memang belum pulih seperti sedia kala, tapi memang sudah berangsur membaik. Kami optimistis keadaan akan membaik, apalagi konsumen juga mulai sadar pentingnya protokol kesehatan,” kata dia.
Magdalena, seorang pengunjung Gua Maria Kerep, mengaku senang mendapat segelas kopi khas Kabupaten Semarang.
“Sudah seharusnya potensi-potensi yang ada itu harus dipromosikan. Apalagi kopi ini sudah bukan lagi sekadar minuman tapi juga menjadi gaya hidup dari anak muda hingga orang tua,” ungkapnya. (win)