RASIKAFM.COM | SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi berupaya merealisasikan revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang guna meningkatkan kapasitas layanan distribusi logistik ekspor dari provinsi tersebut.
Langkah ini diambil untuk menyeimbangkan pertumbuhan arus logistik hasil industri dengan kapasitas ekspor di pelabuhan tersebut. Seperti diketahui, sektor industri di Jawa Tengah terus berkembang dengan hadirnya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kawasan Industri Kendal (KIK), Jatengland Industrial Park Sayung (Demak), serta kawasan industri lainnya.
“Pelabuhan Tanjung Emas, kita koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dalam upaya revitalisasi karena banyak saran dari teman-teman (pengusaha),” ujar Luthfi saat menerima audiensi dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng serta Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) di Kantor Gubernur Jateng, Jumat, 14 Maret 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Luthfi menerima berbagai masukan dan permintaan dari pelaku usaha terkait kebutuhan mendesak untuk revitalisasi Tanjung Emas, termasuk pendalaman dermaga, perluasan transit kontainer, serta penyediaan lahan parkir truk. Upaya ini bertujuan mendukung kelancaran ekspor produk-produk asal Jawa Tengah yang terus mengalami peningkatan.
Luthfi menyatakan akan menindaklanjuti aspirasi para pelaku usaha agar fasilitas ekspor di Tanjung Emas semakin optimal, sehingga pelaku usaha tidak perlu menggunakan pelabuhan di luar Jawa Tengah. Dia juga mengungkapkan rencana komunikasi lebih lanjut dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) selaku pengelola Pelabuhan Tanjung Emas serta asosiasi terkait.
“Akan mengundang PT Pelindo agar ke depan Pelabuhan Tanjung Emas memiliki daya saing. Minimal seperti (Pelabuhan) di Jawa Timur. Surat akan kami kirimkan ke Pak Menhub. Sudah ada investor, blueprint sudah tersedia. (Tinggal) mengawal eksistensi dari revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas,” ucapnya.
Ketua Umum ALFI/ILFA, Teguh Arif Handoko, menjelaskan bahwa salah satu aspek utama dalam revitalisasi adalah pengerukan sedimen lumpur di area dermaga dan alur pelayaran (sea way), serta perluasan dermaga.
Revitalisasi ini diharapkan dapat mengakomodasi kapal kargo dengan kapasitas lebih besar, sehingga dapat bersandar tanpa kendala. Saat ini, kapasitas kapal yang dapat ditampung berkisar 500 TEUs, dan diharapkan bisa meningkat menjadi 1.000 TEUs hingga 2.000-3.000 TEUs.
“Ini akan meningkatkan volume pelayanan di Tanjung Emas. Harapannya, semua (kontainer) dari industri di Pantura Jateng bisa diekspor melalui Tanjung Emas, sehingga tidak perlu melalui Jawa Timur, Jawa Barat, atau Jakarta,” ujarnya.
Dalam 1-2 tahun ke depan, peningkatan layanan distribusi ekspor di Tanjung Emas dianggap sangat penting untuk mendukung aktivitas ekspor yang terus tumbuh, seiring berkembangnya kawasan industri di Jateng yang telah mencapai 20 persen.
Teguh mengungkapkan bahwa volume ekspor melalui Tanjung Emas meningkat sekitar 15 persen dari 2023 ke 2024. Pada 2023, jumlah ekspor mencapai hampir 800 ribu TEUs (798 ribuan), sedangkan pada 2024 meningkat menjadi sekitar 900 ribu TEUs.
“Tantangan yang dihadapi adalah kongesti di Pelabuhan Tanjung Emas. Saat ini, tingkat penumpukan kontainer mencapai hampir 85 persen, padahal angka normalnya sekitar 50 persen. Jika terus dibiarkan, ini bisa menghambat waktu pengiriman barang, meningkatkan biaya, serta menimbulkan kendala bagi parkir kapal,” jelas Teguh.
Ketua Umum Kadin Jateng, Harry Nuryanto Soediro, berharap ada dukungan konkret dari Gubernur dalam meningkatkan layanan logistik kepelabuhanan, khususnya di Pelabuhan Tanjung Emas.
“Harus ada sinergi antara pemerintah dengan PT Pelindo Indonesia agar layanan pelabuhan mampu mengimbangi volume ekspor yang terus bertambah di Jawa Tengah. Dengan demikian, kegiatan ekspor tetap dapat dilakukan di dalam provinsi, tanpa harus bergantung pada pelabuhan di daerah lain,” katanya.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, nilai ekspor provinsi ini pada Januari 2025 tercatat sebesar 965,55 juta USD dengan volume ekspor 314,31 ribu ton. Angka tersebut mengalami kenaikan 3,29 persen secara Year on Year (YoY) dibanding Januari 2024 yang mencapai 934,81 juta USD dengan volume ekspor 277,76 ribu ton.
Capaian ekspor pada Januari 2025 didominasi oleh sektor nonmigas, yaitu industri pengolahan senilai 938,51 juta USD, migas 15,98 juta USD, pertambangan dan lainnya 0,12 juta USD, serta sektor pertanian sebesar 10,94 juta USD. (did)