UNGARAN – Warga Perumahan Taman Manunggal Asri Desa Patemon, Tengaran, Kabupaten Semarang terancam kehilangan akses keluar masuk. Pasalnya, akses satu-satunya di lingkungan perumahan berupa jalan sepanjang 250 meter dengan lebar 4 meter tersebut berada di atas tanah bengkok milik Pemerintah Desa (Pemdes) Patemon.
Pemdes Patemon saat ini sedang melakukan inventarisasi aset desa, termasuk ruas jalan keluar masuk perumahan tersebut agar tidak habis atau hilang.
Kepala Desa Patemon Puji Rahayu mengatakan tanah yang digunakan sebagai akses tersebut berstatus tanah bengkok.
“Kita sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak yang terlibat, sudah empat kali. Tapi dari pihak developer hanya datang sekali,” ungkapnya usai memasang spanduk pemberitahuan tentang aset Desa Patemon di gapura Perumahan Taman Manunggal Asri belum lama ini.
Dijelaskan, saat ini yang dilakukan baru tahap peringatan dengan memasang spanduk di gapura pintu masuk. Pihaknya tidak serta merta menutup akses jalan karena faktor empati sosial untuk warga perumahan.
“Tapi kalau memang tidak ada solusi atau kejelasan, tentu akan menempuh jalur hukum,” ujarnya.
Arief Syarifudin, Ketua RT 5/ RW 4 Dusun Tugu, Desa Bener, Tengaran yang juga merupakan salah satu warga perumahan menjelaskan saat ini setidaknya terdapat 245 warga dengan 60 kepala keluarga yang mendiami perumahan. Semuanya terancam kehilangan akses keluar masuk perumahan jika nanti tidak ada solusi yang bisa diambil bersama antara warga, Pemdes Patemon dan pihak pengembang.
“Perumahan ini dimulai 2004 dan mulai ditempati 2005. Setahu kami semenjak membeli rumah di sini tidak ada masalah,” tuturnya.
Mengenai adanya wacana penggantian ganti rugi untuk Pemerintah Desa Patemon, Arief menyatakan hal tersebut menjadi tanggung jawab developer.
“Kalau untuk perumahan tidak ada masalah, yang sengketa ini kan di akses masuk. Masalah ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari developer,” terangnya.
Arief menambahkan dalam waktu dekat akan dilakukan pertemuan antara warga, Pemdes Patemon, dan pengembang dengan Bupati Semarang untuk mencari solusi terbaik.
“Kita tentu tetap berharap yang terbaik, win win solution sehingga tidak ada yang dirugikan,” pungkasnya. (win)