UNGARAN – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mewanti-wanti terkait kemungkinan naiknya harga mi instan akibat perang antara Rusia dengan Ukraina yang mempengaruhi pasokan tepung.
Di Ungaran, Kabupaten Semarang hingga saat ini belum terjadi kenaikan seperti yang disebutkan atau diisukan. Sejumlah minimarket dan Pasar Bandarjo di Ungaran pada Sabtu (13/8/2022), harga mi instan, misalnya Indomie Mi Goreng, per bungkusnya masih berkisar antara Rp 2.750 hingga Rp 3.100.
Putri, seorang pemilik kios Toko Ganda di Pasar Bandarjo Ungaran mengatakan bahwa harga Indomie Mi Goreng di tempatnya masih dijual seharga Rp 110.000 per karton (isi 40).
“Berarti kalau per bungkusnya ya jadi Rp 2.750. Kalau punya Wings Food yang Mie Sedaap goreng juga sama, saya jualnya Rp 110.000 per karton. Indomie rebus per kartonnya Rp 105.000, jadi per bungkusnya Rp 2.625,” katanya.
Ia juga menjual mi instan lain seperti Mi Burung Dara yang per bundle-nya isi 44 bungkus seharga Rp 45.000. Sedangkan Mi Doro Mas dihargai Rp 40 ribu dengan isi bungkus dengan jumlah yang sama.
Ia pun menepis sejumlah kabar soal naiknya harga mi instan tersebut.
“Masih seperti biasa. Sejak dulu juga seperti ini. Itu kan masih simpang siur kabarnya,” jelasnya.
Dari pengamatan di dua minimarket dengan perusahaan berbeda di Jalan Ahmad Yani Ungaran, rata-rata Indomie Mi Goreng dijual pada angka Rp 3.000 sampai Rp 3.100. Indomie Mi Instan (rebus) Rasa Soto, Rasa Ayam Bawang dan Rasa Ayam Spesial dijual dengan harga Rp 2.900. Sementara itu harga Indomie Rasa Kari Ayam sama dengan Indomie Mi Goreng yakni Rp 3.100.
“Kalau di sini harganya masih sama, belum ada kenaikan,” kata Rehan, seorang pegawai minimarket.
Sebagai informasi, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meyakinkan tidak adanya kenaikan harga mi instan, apalagi hingga tiga kali lipat. Menurutnya, sejumlah negara pemasok bahan baku makanan itu, di antaranya Kanada, Amerika justru saat ini sedang panen tepung terigu. (win)