Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo justru mengapresiasi program Dapur Sehat yang dijalankan di Kelurahan Tanjung Mas sebagai upaya penanganan anak stunting.
“Penanganan stunting di Kelurahan Tanjung Mas menjadi contoh yang luar biasa, yaitu dengan membuat percontohan dapur untuk mengatasi anak-anak stunting. Diperhatikan gizi seimbangnya seperti apa, kemudian nanti kita bagi ini. Jumlahnya 79 anak, inilah yang kita atasi menjadi percontohan,” tutur Hasto.
Terkait hal itu, Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi mengucapkan terima kasih atas dipilihnya Kelurahan Tanjung Mas sebagai kelurahan rintisan nasional dalam hal penanganan stunting. Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu pun tak menampik jika Tanjung Mas memang saat ini menjadi salah wilayah yang menjadi fokusnya.
“Untuk ukuran Kota Semarang, angka kemiskinan di Kelurahan Tanjung Mas memang realtif masih butuh perhatian, terkasuk juga terkait persoalan stunting, Tanjung Mas juga menjadi kelurahan dengan jumlah kasus stunting tertinggi, Untuk itu kami berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh ibu Menteri PPPA dan Bapak Kepala BKKBN,” tutur Hendi.
Di sisi lain Wali Kota Semarang tersebut juga menyebutkan telah melakukan berbagai upaya penanganan angka stunting melalui berbagai program, diantaranya SANPIISAN (Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota sEmarang), GEPUK PEPES (Gerakan Pekerja Perempuan Sehat), RAISA (Rawat Ibu Bersalin), aplikasi Sayang Bunda, Pelangi Nusantara, dan Program Dapur Sehat.
Hendi pun juga berkomitmen untuk terus mendorong masyarakat untuk aktif saling mambantu dalam penanganan permasalahan perempuan dan anak. “Banyak program yang kita buat, tetapi intinya kita ingin menggerakkan masyarakat untuk saling membantu, saling mensupport,” pungkasnya.