RASIKAFM.COM | MAGELANG – Tiga orang yang merupakan keluarga menjadi korban pembunuhan dengan cara diracun oleh orang terdekatnya sendiri di rumahnya Dusun Prajenan RT 10 RW 1, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Ketiga korban itu bernama Abbas Ashar (ayah), Heri Riyani (ibu) dan Dhea Charirunnisa (anak pertama).
Sedangka tersangka pembunuhan bernama Dhio Daffa merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Abbas dan Heri atau adik laki-laki dari Dhea. Motif Dhio tega membunuh keluarganya karena sakit hati seluruh tanggungan ekonomi untuk kebutuhan keluarga ia tanggung sendiri.
Kabar Terkait:
Meski demikian, Sukoco (69) kakak kandung dari korban atas nama Heri Riyani tidak percaya oleh pengakuan Daffa yang membunuh dengan alasan sakit hati itu. Dirinya mengaku adik dan adik iparnya merupakan keluarga berada.
Suami Heri atau korban yang bernama Abbas merupakan seorang pensiunan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di Kabupaten Grobogan. “Enggak mungkin kalau masalah ekonomi, saya tahu mereka sangat mapan. Tidak pernah cerita lagi susah ekonomi atau gimana atau punya hutang. Suaminya juga baru 2 bulan pensiun,” ujar Sukoco saat ditemui, Selasa (29/11/2022).
Ia juga membantah ayah Dhio yang sedang sakit dan butuh biaya pengobatan. Selama ini kedua orangtuanya memiliki kondisi kesehatan yang bagus dan terawat.
“Itu anak banyak sekali bohongnya. Mereka baik baik saja tidak ada sakit apa apa,” tegas dia.
Justru menurutnya, anak bungsu keluarga itu yang bermasalah. Kepada dirinya, Heri Riyani kerap mengeluhkan prilaku sang Dhio yang sering membuat masalah.
“Sering buat masalah. Sempat adik saya ngomong bulan ini saya harus bayarin Dhio Rp 32 juga ngakunya untuk kursus. Itu anak memang suka ngaku-ngaku katanya kerja tapi engga ada buktinya, katanya kuliah di Jogja tapi juga enggak ada buktinya. Banyak bohongnya dia,” bebernya.
Disisi lain, Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono mengatakan, keluarga korban dikenal sebagai keluarga yang mapan dan berkecukupan. Keluarga korban juga dipandang berada baik itu kebutuhan ekonomi dan kebutuhan lainnya.
“Orang punya lah. Mobilnya saja ada 3, rumahnya bagus. Sedang bangun rumah juga,” ungkap Eko.
Ketiga korban juga disebut sebagai pribadi yang baik dan ramah. Ayah pelaku yang juga korban juga tidak terlihat memiliki sakit fisik.
“Orangnya baik dan ramah. Tidak kelihatan kalau sakit, aktifitas seperti biasa. Jalan jalan atau nyapa nyapa seperti biasa,” paparnya.
Berdasarkan pantuan di lapangan, rumah milik korban terlihat cukup besar dan memiliki dua lantai. Dari luar pagar juga terlihat satu mobil keluarga.