RASIKAFM.C0M | SALATIGA – Keberadaan Perguruan tinggi sampai saat ini ditengarai belum memberikan respons, terkait pendataan kembali mahasiswa agar mereka memiliki hak pilih dalam Pileg dan Pilpres 14 Februari 2024 mendatang.
Jika hal itu dibiarkan maka dikhawatirkan animo mahasiswa mencoblos akan rendah, sehingga tingkat partisipasi pemilih di kalangan mahasiswa menurun.
Hal itu terungkat saat KPU Kota Salatiga gelar coffee morning dengan wartawan bertema “Peran Media Sukseskan Pemilu 2024, (2/12/2023).
“KPU berupaya memperluas jangkauan hak politik warga negara dengan menggelar sosialisasi. Salah satunya membentuk Pos Sosialisasi atau Stan KPU di kampus-kampus,” kata Ketua KPU Kota Salatiga Yesaya Tiluata dalam Coffe Morning dengan awak media Salatiga di Scenery Coffe & Eatery, Blotongan, Salatiga.
Yesaya berharap dengan adanya Pos Sosialisasi atau Stan KPU di kampus-kampus, maka mahasiswa dari luar daerah bisa terdata dan dipastikan memiliki hak pilih.
Para mahasiswa ini pun tidak mengalami persoalan dan nantinya mengetahui di TPS mana mereka mencoblos ketika Pileg/Pilpres 14 Februari 2024 mendatang.
“Namun respons di kampus masih kurang. Animo kampus memastikan hak pilih para mahasiswanya masih kurang. Terutama mahasiswa dari luar daerah,” ungkap Yesaya.
Meskipun dimaklumi karena hak pilih merupakan hak pribadi setiap orang, termasuk para mahasiswa, Yesaya berharap agar kampus atau perguruan tinggi proaktif.
“KPU Kota Salatiga akan mengintensifkan Pos Sosialisasi atau Stan KPU di sejumlah perguruan tinggi yang ada di Kota Salatiga,” jelasnya.
Dalam coffee morning tersebut hadir komisioner KPU Salatiga lainnya, yakni Dewi Retnowati, Wahyu Budi Utomo, Nur Wachid Efendi, dan Jalal Pambudi, serta Sekretaris KPU Salatiga Joko Badrun.
Para komisioner memaparkan beberapa hal terkait tugas dan fungsinya masing-masing. Mulai dari pelaporan dana kampanye, aturan pemasangan APK, pendataan pemilih, persiapan pembentukan KPPS, dan lainnya.