RASIKAFM.COM | SALATIGA - Dari dulu, Durian menjadi komoditas yang sangat disukai banyak kalangan. Rasanya yang legit dan aroma buahnya yang khas menjadikan buah ini dijuluki King of Fruit atau raja dari segala buah.
Namun di Desa Muncar, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tidak hanya buahnya yang dimanfaatkan. Biji buah durian atau disebut pongge oleh ibu-ibu PKK kini disulap menjadi camilan kripik yang renyah dan gurih, yang mereka beri label Biduan.
Kepada rasikafm.com Pengurus Pokdarwis Desa Muncar Yessica Monica mengaku ide awal pembuatan kripik biji durian karena melihat banyaknya sampah biji durian yang terbuang sia-sia. Terlebih Desa Muncar salah satu desa sentra durian.
“Masyarakat memiliki banyak pohon durian lalu dijual buahnya. Sehingga banyak sekali limbah-limbah durian tersebut yaitu biji duriannya itu,” ungkap Yessica sabtu (4/3/2023).
Biji itulah kemudian dimanfaatkan ibu-ibu PKK untuk dijadikan UMKM dengan memanfaatkan barang yang terbuang dan tidak berguna.
“Ibu-Ibu PKK bersama KKN yang ada disini membuat kripik durian ini menjadikan ikon yang baru untuk desa wisata Muncar ini,” terangnya.
Dikatakan untuk proses pembuatan kripik, biji durian terlebih dahulu dicuci lalu direndam dengan larutan garam seharian untuk menghilangkan getahnya. Kemudian dipotong tipis-tipis dan langsung bisa digoreng.
“Bumbunya hanya menggunakan bawang dan garam untuk rasa original,” bebernya.
Yessica mengaku selain dibuat untuk kripik, biji durian juga dibuat untuk pangsit. Varian rasa kripik dan pangsit durian sudah ada beberapa diantaranya original dan pedas.
“Ini juga sedang mencoba mencari rasa baru yang cocok untuk kripik dan pangsit tersebut,” terangnya.
Yessica membeberkan kripik durian yang diberi nama biduan itu dijual dengan harga mulai Rp 7 ribu untuk kemasan 65 gram. Sementara untuk produksi dalam seminggu mencapai 100-1.000 kemasan.
“Kita pasarkan kripik ini di tempat oleh-oleh di Kabupaten Semarang. Lalu juga dengan menerima pesanan melalui online,” terang dia.