RASIKAFM.COM | BANYUBIRU – Beragam kebiasaan atau tradisi dilakukan kaum muslim menjelang bulan suci Ramadan. Ada yang membersihkan badan atau ‘padusan’, ada pula yang mencuci karpet dan sajadah masjid.
Seperti yang terlihat di sumber air Muncul, Desa Rowoboni, Banyubiru, Kabupaten Semarang. Ratusan warga berbondong-bondong datang ke sana sambil membawa gulungan karpet dan sajadah untuk dicuci.
Salah satunya adalah Muhammad Zaidi, seorang santri sebuah pondok pesantren di daerah Desa Rowosari, Banyubiru. Ia bersama santri yang lain datang untuk membersihkan piranti salat itu di aliran sumber air Muncul.
“Ini sudah jadi tradisi kami, terutama menjelang bulan puasa. Kebetulan kemarin habis majelisan di pondok, sehingga karpet dan sajadah yang dicuci cukup banyak,” kata Zaidi.
Ia sengaja memilih sumber air Muncul untuk mencuci karpet dan sajadah karena memiliki air yang jernih. Selain itu alirannya juga baik dan tempatnya luas sehingga gampang untuk mencuci karpet atau sajadah yang berukuran cukup besar.
“Bayar tiket masuk Rp3.000. Kalau untuk nyuci karpet dan sajadah mau berapapun gratis,” ujarnya.
Sementara Tukinah pengelola sumber air Muncul menjelaskan, menjelang bulan suci Ramadan tingkat kunjungan mengalami peningkatan. Tak hanya untuk berwisata, pengunjung banyak yang memanfaatkan untuk ‘padusan’ dan mencuci sajadah masjid dan musala.
“Rutin setiap tahun seperti ini kalau mau puasa, banyak yang nyuci sajadah di sini buat persiapan tarawih,” bebernya.
Tukinah mengaku kondisi ramai seperti ini sudah berlangsung selama dua hari. Pengunjung tak hanya berasal dari Banyubiru saja, melainkan ada yang datang dari Ambarawa, Tuntang, Kopeng, bahkan dari Kabupaten Temanggung.
“Nyuci di sini gratis mau berapa jumlahnya (sajadah), hanya bayar tiket masuk saja Rp3.000,” tandasnya. (win)