Semarang – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan kesehatan mereka seiring masuknya musim hujan. Selain itu, ia juga mendorong agar masyarakat secara rutin melaksanakan kegiatan Pemberantasan Jentik Nyamuk (PJN) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Meskipun telah diterapkan program Penyelenggaraan Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia di beberapa kecamatan, Hevearita Gunaryanti Rahayu menekankan perlunya masyarakat tetap melakukan PJN dan PSN secara berkala.
“Adanya lahan kosong dengan genangan air perlu diwaspadai. Ini merupakan tanggung jawab bersama untuk menjaga lingkungan. Masyarakat diharapkan aktif dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah dan sekitarnya,” ujar Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau yang akrab dipanggil Mbak Ita, saat diwawancara baru-baru ini.
Mbak Ita menegaskan pentingnya menjaga kesehatan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan demam berdarah. Ia mengajak masyarakat untuk aktif bergotong royong dalam melaksanakan langkah-langkah pencegahan penularan demam berdarah melalui PJN dan PSN. “Kami mengimbau masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) dan PSN sebagai antisipasi perubahan musim ini,” tambahnya.
Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk melibatkan berbagai pihak dalam menggalakkan program PJN dan PSN. Selain memaksimalkan peran personel kelurahan, Pemerintah Kota Semarang juga melibatkan kader PKK di tiap kelurahan, bahkan melibatkan RT dan RW.
“Dalam menghadapi musim hujan, demam berdarah menjadi salah satu ancaman yang harus diantisipasi. Saat hujan, genangan air di tumpukan sampah, kolam, dan pot-pot menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Melalui PKK, kami berupaya aktif menggerakkan masyarakat dalam Pemberantasan Jentik Nyamuk dan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Tentunya, masyarakat juga harus proaktif membersihkan genangan air untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut,” kata Mbak Ita.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam, menyoroti bahwa selama masa pancaroba, tubuh manusia cenderung mengalami perubahan respons, termasuk penurunan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi atau penyakit lain karena respons tubuh harus beradaptasi dengan perubahan cuaca. Hakam menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan mengikuti Protokol Kesehatan 3M Plus dan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat untuk mencegah penyakit yang dapat disebabkan oleh nyamuk.