Krisis iklim yang salah satunya ditandai dengan meningkatnya suhu global seringnya terjadi bencana alam sebagai akibat dari eksploitasi alam dan pembangunan secara tidak berkelanjutan. Di Indonesia model pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ini bahkan sering memicu konflik sosial.
Merespon persoalan tersebut, delapan fotografer menggelar pameran bertajuk Sustainable Living, Another World is Possible. Pameran dilaksanakan di Tanasurga, sebuah resto berbasis organik yang mengedukasi masyarakat untuk mencintai dan menjaga alam dengan mengonsumsi makanan organik dan mendaur ulang sampah, baik organik dan non-organik. Minggu 13.2.22
Mereka yang berpartisipasi dalam pameran ini Mohammad Reza Gemi Omandi, Tri Wahyu Prasetyo Indra Purnomo, Franciscus Satriya W,Candra Firmansyah, Novita Go, dan Hermawan Arga Firdaus.
Reza menampilkan karya perajin tahu di Kalisari Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Dulu, para perajin mengalirkan limbah ke Kali tengah yang berada di desa tersebut hingga baunya menyengat.
“Saat ini dari 280 perajin, sebanyak 154 di antaranya telah mengolah sekira 70 ribu liter per hari. Bahkan menghasilkan instalasi Biogas Limbah Tahu (Biolita) yang mampu menyuplai kebutuham gas di 142 rumah tangga” ungkap Reza.
Sementara untuk limbah padat yang sebelumnya hanya dijadikan pakan ternak, saat ini dikembangkan menjadi kerupuk tahu, nata de soya, pupuk organik, dan menjadi tepung. “Kalisari adalah contoh desa yang menjadi kampung mandiri energi dengan mengolah limbah sekaligus mengurangi kadar emisi,” tambahnya.
“Tanasurga ingin menjadi bagian dalam menciptakan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga alam dan lingkungan, dan secara aktif terlibat dalam menciptakan sebuah dunia yang lebih baik: Dunia yang berdasarkan kerjasama bukan eksploitasi,” kata Setyo Budi, owner Tanasurga.
Sementara itu Sustainable Festival yanh berlangsung mulai Jumat hingga Minggu (11-13/2/2022). Menampilkan pameran foto,yang diisi kegiatan live music, instalasi seni serta workshop pengolahan sampah.
Kegiatan workshop pengolahan sampah bekerjasama dengan Galeri Ijo Lumut, yang bergerak dalam daur ulang sampah plastik, dan karang taruna setempat yang akan terlibat dalam membuat bank sampah baru.
“Kita harus percaya bahwa ada ‘dunia lain’ yang bisa kita bangun, sebuah dunia yang mengedepankan asas keberlanjutan. Misalnya dengan melakukan kegiatan produksi tanpa merusak alam, memanfaatkan sumber daya alam seperlunya dan turut serta dalam mengembalikannya melalui kegiatan pelestarian,” kata Kristanto Irawan Putra, Direktur Galeri Ijo Lumut.