RASIKAFM.COM | SEMARANG – Sistem pembayaran digital di Provinsi Jawa Tengah terus menunjukkan pertumbuhan positif di berbagai kanal sepanjang tahun, termasuk penggunaan kartu kredit, kartu debit, dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Bank Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan yang menunjukkan akselerasi digitalisasi ekonomi di wilayah ini.
Berdasarkan data terbaru, jumlah kartu kredit aktif di Jawa Tengah mencapai 1,1 juta kartu, sementara kartu ATM tercatat sebanyak 690.000 kartu. Kartu debit mendominasi dengan jumlah yang sangat besar, yakni mencapai 44,1 juta kartu. Angka ini terbilang tinggi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Jawa Tengah yang sekitar 30 jutaan jiwa.
Kinerja transaksi juga memperlihatkan tren positif. Kartu kredit mengalami pertumbuhan sebesar 8,3 persen secara tahunan (year on year) dengan volume transaksi mencapai 1 juta transaksi dan nilai transaksi mencapai Rp1,15 triliun. Kartu debit tumbuh sebesar 1,3 persen dengan volume transaksi mencapai 54,3 juta transaksi dan nilai transaksi mencapai Rp58,1 triliun.
Sementara itu, QRIS terus menjadi kanal yang paling berkembang pesat. Jumlah pengguna QRIS di Jawa Tengah telah mencapai 7,8 juta orang dengan volume transaksi mencapai 402,8 juta transaksi. Merchant QRIS di wilayah ini juga tumbuh signifikan, tercatat sebanyak 3,9 juta merchant. Per bulan Mei 2025, seluruh kanal pembayaran digital di Jawa Tengah menunjukkan pertumbuhan yang konsisten.
Yang menjadi perhatian utama Bank Indonesia saat ini adalah pengembangan QRIS cross border. Inisiatif ini dirancang untuk memudahkan transaksi lintas negara, terutama bagi wisatawan mancanegara. Saat ini, Indonesia telah menjalin kerja sama penggunaan QRIS dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat konektivitas pariwisata antarnegara.
“Bank Indonesia akan terus mendorong edukasi dan sosialisasi kepada pelaku pariwisata, termasuk pramuwisata, mengenai penggunaan QRIS cross border untuk mendukung kemudahan bertransaksi bagi wisatawan asing,” ujar Rahmat Dwisaputra Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng.
Dari sisi persebaran, Jawa Tengah menempati urutan keempat secara nasional dalam jumlah merchant QRIS, setelah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Kota Semarang menjadi pusat dominasi penggunaan QRIS di Jawa Tengah. Secara nominal, 62,49 persen transaksi QRIS berasal dari Semarang, dengan volume transaksi sebesar 65,49 persen dan jumlah merchant sebesar 21,19 persen.
Melihat konsentrasi tersebut, Bank Indonesia berkomitmen untuk memperluas penggunaan QRIS ke wilayah lain di Jawa Tengah guna menciptakan pemerataan ekonomi digital.
Selain sektor ritel, BI juga mendorong pemanfaatan QRIS di sektor pariwisata dan transportasi. Mengingat pentingnya pariwisata sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi domestik, QRIS telah mulai diterapkan di berbagai objek wisata, termasuk di kawasan Candi Borobudur. Program seperti “Ngebis Praktis dan Ekonomis Pakai QRIS” juga dijalankan untuk meningkatkan adopsi QRIS di sektor transportasi umum dan perparkiran wisata.
Dengan pertumbuhan ini, Jawa Tengah siap menjadi salah satu motor penggerak transformasi digital nasional, khususnya di sektor pembayaran yang inklusif, efisien, dan ramah wisatawan. (hrs-wd)