RASIKAFM.COM | SALATIGA – Masih adanya kasus perceraian yang terjadi saat ini salah satu faktor penyebabnya adalah mewabahnya TikTok dan istri suka bermain Medsos, oleh karena itu ada baiknya mulai saat ini aktifitas yang tidak perlu itu bisa dikurangi, bahkan jika perlu ditinggalkan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Semarang, Hj. Peni Ngesti Nugraha, saat memberikan pembinaan IIKK dikecamatan Suruh, kamis 7.12.2023.
Dalam acara yang digelar oleh Korwilcam Bidang Pendidikan Suruh itu mengangkat tema Pembinaan ketahanan keluarga.
Didepan sekitar 250 lebih anggota IIKK (Ikatan Istri Karyawan Karyawati) Korwilcam Bidang Pendidikan Kecamatan Suruh Peni dengan tegas meminta agar anggota IIKK khususnya guru yang sudah mendapatkan sertifikasi tidak “tergoda” dengan pria lain, bahkan sampai punya PIL. “Istri (guru) yang dapat sertifikasi juga jangan sampai mempunyai PIL karena ini godaan” kata Peni.
Meski demikian dirinya mengaku senang karena sampai saat ini Kasus Perceraian Guru Minim di Kabupaten Semarang, bahkan dikecamatan Suruh tidak ada.
Ketua PKK Kabupaten Semarang menambahkan bahwa untuk menjaga ketahanan keluarga di era digitalisasi ini, diharapkan para guru dan istri guru ini peka terhadap pasangannya.
“Program ketahanan keluarga ini juga sebenarnya masuk program dari PKK sendiri oleh karena itu kami juga sangat fokus sekali untuk mensosialisasikannya tidak hanya di guru saja, tapi semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu tadi saya sampaikan pasangan harus saling peka terhadap perkembangan zaman, ” katanya.
Disatu sisi Kemajuan teknologi saat ini juga sedikit banyak memberikan dampak buruk bagi ketahanan keluarga, baik terhadap pasangan dan juga anak-anak.
“Banyak sekarang kasus-kasus perselingkuhan dan kenakalan remaja, narkoba, sex bebas, dan yang lainnya yang banyak disebabkan dari kemajuan teknologi di era digital saat ini, misalnya dari media sosial dan aplikasi lainnya, mulai saiki IG lan TikTok dikurangi, ” tegasnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Semarang, Istichomah menyatakan jika kehadiran Dinsos dalam program ketahanan keluarga ini untuk menjamin terjadinya kesejahteraan masyarakat.
“Dan kesejahteraan masyarakat ini biasanya yang disasar adalah ibu-ibunya, dimana untuk meningkatkan kesejahteraan ini mereka sadar soal hukum, sadar terhindar dari KDRT, masalah sosial pada ibu dan anak berkat peran ibu-ibu melalui sosialisasi seperti ini,” tuturnya.
Kepala Bidang PTK Disdikbudpora Kabupaten Semarang Budi Riyanto mengakui jika kasus perceraian guru di Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun jumlahnya menurun, hingga 2023 angkanya sangat kecil, jika dibandingkan dengan jumlah guru yang ada di Kabupaten Semarang yang berjumlah 8.000 guru.
“Angka kasusnya sangat kecil sekali ya, se Kabupaten memang kasusnya datang dari seputar wilayah kota di Kabupaten Semarang, untuk wilayah desa-desa nyaris tidak ada,” jelasnya.
Sementara itu suksesnya acara pembinaan IIKK dikecamatan Suruh tidak lepas dari peran serta Korwilcam Bidang Pendidikan Kecamatan Suruh.
Kepala Korwilcam Bidang Pendidikan Kecamatan Suruh, Heri Suwarto mengatakan dalam kegiatan Pembinaan ini korwil juga menyelenggarakan lomba.
Pihaknya berupaya memberikan hal terbaik saat menjadi tuan rumah ke 12 acara yang mendatangkan ibu ketua TP PKK Kabupaten Semarang.
“Kami berharap dengan IIKK kali ini kedepan bisa semakin meningkatkan partisipasi anggotanya dalam menunjang tugas tugas suami” kata Heri.
Pihaknya juga senang karena sampai kini tidak ada kasus perceraian guru di kecamatan Suruh. Salah satu upaya yang dilakukanya sosialisasi langsung ke para guru dan istri atau suami para guru dan kepala sekolah di wilayah Suruh tersebut.
Pantauan Rasika FM, kegiatan Pembinaan IIKK dikecamatan Suruh juga diisi dengan lomba paduan suara, lomba rias dengan tema Bhineka Tunggal Ika, Keberagaman yang bersatu, Toleransi dan saling menghormati, Persatuan dalam perbedaan.