RASIKAFM.COM | UNGARAN – Sebuah video yang diunggah pemilik akun TikTok aries.girl setelah makan di sebuah warung tongseng dan sate di Alun-alun Lama Ungaran viral di media sosial. Dalam video tersebut, pengunggah menceritakan pengalamannya yang harus membayar mahal pesanannya.
“Kejadian pada Jumat (26/7/2024) pukul 23.00 WIB. Awal mula, saya makan bersama keluarga memesan 3 sate, 4 tongseng, 6 nasi, 1 es jeruk, dan 2 es teh. Waktu pembayaran penjual menghitung jumlah total makanan sebesar Rp535 ribu. Spontan saya kaget, sehingga meminta nota. Setelan di buatkan nota, habis Rp476 ribu. Si penjual mengembalikan uang kepada saya Rp50 ribu, sedangkan kalau dihitung kembali harusnya dikembalikan Rp60 ribu,”
Kabar Terkait :
“Saat saya komplain ada pembeli lain melakukan pembayaran, ternyata pembeli tersebut hanya habis Rp45 ribu sudah termasuk nasi dan minum. Ketika saya menanyakan kepada penjual, penjual itu tidak memberi jawaban apapun. Saya warga Jogja, tujuan saya ke Semarang untuk melayat. Apa karena saya menggunakan mobil plat B, jadi saya dipatok dengan harga mahal??
Menurutmu piye lur? Komen o jal sapa sing tau dikepruk rego ngene ki?
Tidak soal harga tapi tentang kejujuran sebagai penjual!!” Begitu narasi yang tertulis.
Atas kejadian itu, Bupati Semarang Ngesti Nugraha ikut angkat bicara. Ia sangat menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya hal itu bisa berdampak buruk bagi keberlanjutan UMKM kuliner di daerahnya.
“Bukan saja yang ada di alun- alun lama Ungaran, kasihan juga UMKM kuliner di tempat lain, kalau nanti tidak ada yang mau jajan akibat dampak dari peristiwa itu,” katanya di Ungaran, Selasa (30/7/2024).
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada siapa pun pedagang atau UMKM kuliner agar mematok harga yang wajar atau jangan ‘ngepruk’ harga, karena dampaknya bisa berpengaruh kepada prngunjung yang lain.
“Siapa pun yang akan makan atau atau menikmati kuliner di Ungaran jadi mikir-mikir lagi, khawatir kena harga mahal,” sambungnya.
Sebaliknya, lanjut Ngesti, para pedagang dan UMKM kuliner yang ada di alun alun lama Ungaran juga bisa terkena dampaknya, kalau kawasan kuliner tersebut kemudian sepi dan banyak yang enggan berkunjung.
“Saya meminta Diskumperindag Kabupaten Semarang untuk memberikan pemahaman serta pembinaan. Harga menu juga baiknya dicantumkan agar pembeli merasa nyaman,” tandasnya. (win)