Semarang – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah resmi menggelar operasi pasar cabai di sejumlah daerah sebagai upaya cepat meredam lonjakan harga menjelang Natal dan Tahun Baru. Dua lokasi awal pelaksanaan dilakukan pada 10 Desember 2025 yaitu Pasar Legi, Kota Surakarta dan Pasar Karangayu, Kota Semarang, dengan harga jual Rp 65.000/kg atau lebih rendah dibanding harga pasar setempat.
Provinsi Jawa Tengah mencatat inflasi 0,19% (mtm) pada November lalu, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebagai penyumbang terbesar. Cabai rawit menjadi komoditas paling bergejolak, dengan kenaikan harga 7,13% (mtm) pada November, dan kembali melonjak 98,61% pada awal Desember 2025.
Wahyu Dewanti, Deputy Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menyampaikan bahwa intervensi pasar merupakan langkah preventif sekaligus kuratif dalam menjaga daya beli masyarakat. “Operasi pasar ini untuk mengurangi tekanan inflasi di sisi pangan sekaligus memastikan distribusi harga cabai tetap terjangkau,” ujar Wahyu.
Upaya ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Bank Indonesia, BUMD PT. JTAB Pangan serta champion lokal “Petarung Sejati”. Melalui kolaborasi tersebut, pemerintah memastikan rantai pasok tetap terjaga meskipun terjadi penurunan produksi akibat cuaca ekstrem.
Kegiatan ini juga dikombinasikan dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai wilayah kabupaten/kota, yang dijalankan sesuai harga acuan pembelian. Dengan langkah terstruktur ini, TPID berharap gejolak harga cabai dapat dikendalikan, khususnya di momentum konsumsi akhir tahun yang biasanya meningkatkan tekanan inflasi pangan.