RASIKAFM.COM | SALATIGA – Dalam upaya memperkuat Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) tampil sebagai mitra strategis yang menunjukkan kepedulian nyata. Dukungan ini disampaikan langsung oleh Rektor UKSW, Prof. Dr. Intiyas Utami, saat hadir dalam kegiatan Mitigasi Operasional dan Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 1 Salatiga, SMP Negeri 2 Salatiga dan SD Negeri 6 Salatiga, yang diselenggarakan oleh Pemerintah kota Salatiga, Kamis (12/09/2024).
Kegiatan dipusatkan di lapangan SMP Negeri 2 Salatiga dan dihadiri secara langsung oleh Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto S.H. S.I.P. M.M. yang memberikan sambutan serta membuka kegiatan Mitigasi Operasional dan Uji Coba MBG di Salatiga.
UKSW melalui Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UKSW siap memberikan kontribusi inovatif berupa produk roti sourdough. Produk ini juga telah mendapatkan apresiasi dari Penjabat Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, S.IP., M.M., dalam audiensi yang diadakan sebelumnya, Selasa (10/09/2024).
Dalam wawancara usai kegiatan tersebut, Rektor Intiyas menekankan bahwa roti sourdough merupakan salah satu produk kewirausahaan UKSW yang dirancang sebagai alternatif pangan sehat yang kaya akan serat dan nutrisi dan dapat menjadi alternatif pengganti nasi.
“Sourdough ini bisa kita sesuaikan dengan pangan lokal. Inovasi seperti ini dapat mengkombinasikan gandum dengan sayur-mayur lokal, menciptakan produk seperti burger atau roti gandum yang lebih variatif dan kekinian,” ungkap Rektor.
Ia juga menambahkan bahwa inovasi ini penting untuk mengatasi kejenuhan masyarakat terhadap makanan pokok yang monoton. Bahkan, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Wiranto yang hadir dalam acara, menyebutkan bahwa menyediakan alternatif pada hari-hari tertentu bisa menjadi solusi ketika nasi sudah terasa membosankan.
Langkah UKSW sebagai entrepreneur research university, tidak hanya berhenti pada inovasi produk. Lebih jauh, Rektor Intiyas menyoroti pentingnya ketersediaan gandum lokal dalam mendukung program ini. “Kami terus berupaya mengembangkan pusat penanaman gandum di Salaran dan harapannya akan menyebar di daerah lain seperti Kabupaten Semarang dan Jawa Timur. Tujuannya, agar gandum tidak perlu impor, tetapi ditanam secara lokal,” ujarnya.
Harapan ini sejalan dengan visi UKSW sebagai pusat pembelajaran gandum dengan Universitas Pertahanan (UNHAN) di mana UKSW menjadi model dalam pengembangan pertanian gandum yang mandiri dan berkelanjutan.