RASIKAFM.COM | SALATIGA - Saat diklarifikasi wartawan, Kakak korban, (FD) warga Dusun Doplang, Desa Pakis, Kecamatan Beringin, Kabupaten Semarang mengaku mendapatkan intimidasi, FD dipaksa untuk mengakui sebagai pelaku pembakaran adik kandungannya.
Fakta ini terkuak ketika FD meminta bantuan hukum kepada Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Law Office Fast & Associates dengan koordinator Tim Advokat Ign. Suroso Kuncoro SH, MH saat membeberkan kepada wartawan di Jalan Lingkar Selatan (JLS), Salatiga, Sabtu (12/8/23).
Didampingi anggota Law Office Fast & Associates lainya, Ucok menerangkan, bahwa kliennya mengalami tekanan fisik dan verbal.
“Awal mula dugaan klien kami mendapatkan tekanan saat berada di RS Ambarawa, FD didatangi oknum yang mengaku aparat. Saat menunggu adiknya dirawat, para oknum ini menekan agar klien kami mengaku sebagai pelaku pembakaran adiknya sendiri,” ujar Ucok.
“Faktanya, para oknum ini mendatangi paman korban ke Depok untuk klarifikasi tapi herannya tidak ada panggil resmi sebagai saksi,” ungkapnya.
Atas kejadian menimpa kliennya, Ucok dan tim ingin perkara ini terbuka secara terang benderang. Mengingat, laporan kejadian anak korban S belum ada kejelasannya. Bahkan, 25 hari dirawat di Rumah Sakit dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa dan 9 kali menjalankan operasi, belum jelas siapa pelakunya.
Saat ini, tim Kuasa Hukum dan keluarga fokus atas kesembuhan anak korban S.
“Pertama, dengan ditunjukkan kami sebagai Kuasa Hukum hal utama yang kami fokuskan adalah kesembuhan anal korban S. Dan terimakasih atas simpati, empati dan bantuan, termasuk mantan Bupati Semarang Bapak Mundjirin,” sebut dia.
Setelahnya, lanjut dia, Tim Kuasa Hukum meminta kejelasan dari pihak Kepolisian wilayah Hukum Polres Semarang dengan meminta SP2HP atas peristiwa dibakarnya anak korban S.
Sementara, FD kepada awak media mengaku trauma dengan apa yang dialaminya. Bagaimana tidak, sebagai wanita yang lemah dan tidak didampingi Kuasa Hukum ia dipaksa mengakui perbuatan yang bukan ia melakukannya.
“Saat adik saya dibakar, saya di rumah sedang memandikan anak. Bagaimana saya bisa membakar adik saya sendiri. Bahkan tangan saya ditarik, di ruangan yang banyak orang, ada suster juga. Saya benar-benar tidak terima atas tuduhan ini,” terang FD.
Sampai saat ini, FD belum diperiksa secara resmi di Kantor Kepolisian. Karena ketakutan yang luar biasa, ia banyak di rumah dan ketakutan saat keluar rumah.