RASIKAFM.COM | SALATIGA – Kegiatan doa bersama lintas agama itu dalam rangka mewujudkan keamanan dan kedamaian pasca Pilpres terutama di Kota Salatiga, Kamis, 25/04/2024 malam.
Hadir dalam kegiatan tersebut para tokoh agama, forkopimda, jajaran TNI, tokoh masyarakat kota Salatiga dan anggota Polres Salatiga.
Mereka terlihat antusias mengikuti tausiyah dari ketua FKUB Salatiga KH. Drs. Noor Rofiq., S.Ag.
“Kita telah menghadapi beberapa perhelatan nasional diantaranya Pilpres, Pileg dan Idul Fitri yang membutuhkan perhatian dan kerja keras ekstra. Hasilnya, kerja keras kita mendapat anugerah dengan terciptanya kondisi kota tercinta Salatiga menjadi aman, damai dan kondusif.” Ucap Kapolres Salatiga AKBP Aryuni Novitasari.
Menurutnya kedepan, masih ada beberapa perhelatan lagi yang harus di hadapi bersama, diantaranya ada pilkada. Dalam perhelatan tersebut semua boleh beda pilihan, semua boleh menentukan siapa pemimpin yang akan dipilih. Namun siapapun pemimpin terpilih, meskipun beda pilihan tetapi wajib kita hormati karena tujuannya untuk kebersamaan dan kemajuan kota Salatiga. Untuk itu kegiatan doa bersama malam hari ini dimaksudkan untuk bermunajat kepada Allah agar kegiatan tersebut dapat berlangsung aman dan kondusif, serta agar keamanan dan kedamaian dalam negeri, khususnya di kota Salatiga dapat terwujud. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan iman dan takwa kita semua agar apapun yang kita kerjakan bernilai ibadah. “Mari kita sama-sama berupaya maksimal untuk kedamaian kota Salatiga.” ujarnya.
Noor Rofiq, dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa siapapun pemimpin yang terpilih wajib di taati. Jangan pertebal kebencian, tapi taburlah kebaikan dan kokohkan persaudaraan agar keamanan dan kedamaian dalam negeri terwujud.
Setelah tausiyah singkat dari Ketua FKUB, kegiatan selanjutnya adalah doa bersama yang dipimpin oleh semua pemuka agama. Secara Islam dipimpin oleh KH. Noor Rofiq S.Ag., secara Kristen Katholik oleh Romo Jayeng, secara Kristen Protestan oleh Pendeta Gideon Rusli, secara Hindu oleh Pendeta Wiji Satya Dharma Telaga, secara Buddha oleh Bapak Haryono dan ditutup dengan doa secara Konghucu oleh Sony Ho.