RASIKAFM.COM | UNGARAN – Kasus dugaan keracunan yang menimpa puluhan siswa SDN Ungaran 01, Kabupaten Semarang, menuai reaksi dari para wali murid. Dalam rapat internal yang digelar pihak sekolah bersama komite dan paguyuban wali murid di aula sekolah, Rabu (1/10/2025), mereka mendesak adanya penghentian sementara program makan bergizi gratis (MBG) serta perbaikan menyeluruh.
Setiasih, salah seorang wali murid, menyebutkan sebagian orang tua siswa telah sepakat menolak kelanjutan program sebelum hasil uji laboratorium keluar.
Kabar terkait:
“Ada beberapa kelas yang menolak keberlanjutan SPPG yang sama. Tapi nanti akan diputuskan menunggu hasil uji laboratorium. Kalau tadi disebutkan ada dua kelas yang menolak, sesuai polling dari masing-masing kelas yaitu kelas 2C dan 5B. Mulai hari ini MBG distop sementara sampai hasil uji laboratorium keluar,” tegasnya.
Beberapa wali murid bahkan melayangkan surat pernyataan resmi kepada kepala sekolah. Mereka menuntut program dihentikan dan dilakukan evaluasi mendasar, mulai dari pemilihan penyedia pangan hingga menu makanan yang disajikan.
Ketua Komite SDN Ungaran 01, Bambang Muntaha, menegaskan aspirasi utama orang tua adalah perbaikan kualitas layanan.
“Intinya kami meminta adanya perbaikan dalam proses memasaknya, distribusinya, dan lain-lain. Kami juga meminta program MBG ini ditahan dulu sampai hasil uji laboratoriumnya diketahui,” jelasnya.
Menurut Bambang, sebagian wali murid memang menolak program tersebut, tetapi sebagian lainnya masih memberi toleransi. “Wali murid sebagian juga tidak menginginkan SPPG itu lagi, sebagian juga masih memberi toleransi. Intinya bagi kami, jika SPPG ini masih ditunjuk oleh Badan Gizi Nasional (BGN), maka kami ingin adanya perbaikan pelayanan, karena ini program pemerintah yang harus kita jalankan dengan baik,” paparnya.
Ia menambahkan, banyak permintaan agar penyedia jasa penyelenggara pangan gizi (SPPG) diganti. Menurutnya banyak permintaan wali murid untuk mengganti SPPG, kemudian permintaan menu sederhana tapi bergizi, higienitas tempatnya, dan lain-lain.
“Kami meminta SPPG untuk menahan sementara, dan SPPG bersedia,” imbuhnya.
Meski rapat bersifat internal, pihak SPPG yang selama ini menjadi vendor penyedia makanan tiba-tiba hadir. “Sebetulnya kami tidak mengundang pihak SPPG, karena ini koordinasi internal agar semuanya teduh dan ada solusi. Tapi pihak SPPG datang sendiri, wali murid bisa bertanya langsung. Itu SPPG-nya Happy yang ada di Sidomulyo,” ungkap Bambang.
Kepala SDN Ungaran 01, Irmayani, menyatakan pihaknya menampung seluruh aspirasi wali murid. Pada dasarnya wali murid menyampaikan apa saja keluhan MBG yang sudah ada di SDN Ungaran 01 ini.
“Kami tampung masukan dari para orang tua inginnya seperti apa. Kalau soal kelanjutan program, kami belum bisa memutuskan karena menunggu hasil uji laboratorium serta rekomendasi BGN dan dinas terkait,” jelasnya.
Irmayani menambahkan, hingga Rabu siang masih ada dua siswa yang dirawat di RSUD Gondo Suwarno Ungaran, enam anak masih di rumah, sementara sisanya sudah kembali masuk sekolah.
“Ketika pulang itu pihak sekolah menerima informasi ada lima sampai tujuh anak yang masih mengalami mual dan pusing,” ujarnya.
Saat ini dapur penyedia makanan yang sama juga telah menghentikan sementara operasionalnya, termasuk untuk sekolah lain yang bekerja sama dengan vendor tersebut. (win)