Semarang – Bank Indonesia mencatat inflasi Jawa Tengah pada Oktober 2025 berada pada level 2,86 persen (yoy), masih dalam rentang target nasional. Meski seluruh kota pemantauan mengalami inflasi, tingkat kenaikan harga dinilai tetap terkendali.
Tekanan inflasi terutama berasal dari kenaikan harga emas perhiasan akibat lonjakan harga emas dunia, serta meningkatnya permintaan telur dan daging ayam. Komoditas cabai merah juga ikut menyumbang inflasi seiring berakhirnya masa puncak panen dan cuaca yang kurang bersahabat.
Untuk menjaga stabilitas harga, TPID Jawa Tengah memperkuat koordinasi dan menjalankan berbagai program pengendalian dari hulu hingga hilir. Di sektor hulu, dilakukan normalisasi irigasi, penyediaan benih, dan bantuan sarpras pertanian. Sementara untuk hilir, pemerintah menggelar operasi pasar, Kios TPID, Mobil Pangan, Gerakan Pangan Murah, serta memperluas program Champion Cabai dan Champion Beras.
Bank Indonesia juga memaksimalkan digitalisasi lewat perluasan pemanfaatan QRIS, elektronifikasi transaksi pemerintah daerah, dan berbagai program pendukung ekonomi daerah seperti Pusaka Jateng, CJIBF, serta penguatan sektor UMKM. Upaya terpadu ini diharapkan menjaga stabilitas harga sekaligus mendukung ketahanan ekonomi Jawa Tengah.