UNGARAN – Ruas jalan penghubung wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang dengan Mranggen, Kabupaten Demak tepatnya yang berada di Dusun Bandungan, Desa Kalongan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang ditutup permanen. Hal itu menyusul longsor yang semakin parah dan anjloknya jalur akibat pergerakan tanah.
Dari pantauan di lapangan, ruas jalan sepanjang lebih kurang 50 meter itu ambrol dan hanya menyisakan jalur dengan lebar tidak lebih dari satu meter. Praktis hal itu sangat membahayakan pengendara yang nekat melewatinya karena berada di lereng jurang yang cukup dalam.
Kepala Desa Kalongan Yarmuji saat dikonfirmasi menjelaskan penutupan secara permanen itu sudah dilakukan sejak tanggal 15 Agustus 2022 lalu.
“Sebelum ditutup, ada insiden mobil pelat luar kota nekat lewat situ padahal sudah terpasang tanda peringatan. Akhirnya selip dan nyantol. Atas instruksi Pak Camat dan ditindaklanjuti Satlantas Polres Semarang maka jalan ditutup permanen,” ungkapnya di Ungaran, Senin (22/8/2022).
Disampaikan Yarmuji, sebelumnya upaya pengamanan dengan memasang palang tanda larangan dan water barrier sebenarnya sudah dilakukan oleh Linmas pemerintah desa setempat dan relawan. Akan tetapi hal itu diakuinya belum berfungsi maksimal karena masih banyak pengendara yang nekat dan memaksa melintas.
“Mungkin karena palangnya dari kayu dan bambu seadanya, jadi banyak yang nekat menerobos. Tapi untuk saat ini alhamdulillah sudah kami tutup permanen menggunakan palang besi,” terangnya.
Atas penutupan itu, pihaknya telah menyiapkan jalur pengalihan untuk menghindari titik longsor yakni melalui Jalan Bima. Jalur tersebut merupakan akses menuju Mranggen dan sebaliknya melalui Dusun Kalongan sisi selatan.
“Jalurnya lumayan lebar meski tidak selebar jalur utama Ungaran-Mranggen,” sambungnya.
Yarmuji menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkab Semarang yang dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut. Hasilnya, akan dilakukan kajian yang mendalam bersama Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng dan Fakultas Teknik Undip Semarang mengenai seperti apa fenomena yang terjadi, kedalaman dan pergerakan tanahnya.
“Kalau tiba-tiba dibangun tanpa dikaji bisa berbahaya nanti, bisa rugi juga kalau kena longsor lagi,” imbuhnya.
Kasi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang Anung Budi Herwanto menjelaskan pihaknya bekerja sama dengan Satlantas Polres Semarang melakukan penutupan jalan secara permanen demi keselamatan pengguna jalan.
“Pengalihan jalur alternatif lain telah disediakan melalui Jalan Bima sehingga masyarakat tetap dapat mengakses jalan yang aman,” tuturnya.
Sementara di lokasi penutupan terlihat portal permanen yang terbuat dari besi setinggi lebih kurang 75 cm yang ditanam sebagai penghalang. (win)